Puisi 'Malam Lebaran' karya Sitor Situmorang yang awal kepenyairannya banyak dipengaruhi Chairil Anwar

- 29 April 2022, 02:40 WIB
Ilustrasi  puisi Malam Lebaran karya Sitor Situmorang
Ilustrasi puisi Malam Lebaran karya Sitor Situmorang /Unsplash.com/David Selbert

Puisi ini sempat menjadi kontroversi di kalangan pengamat puisi sebab lariknya yang hanya satu baris yang membuat pemaknaan puisi ini menjadi multitafsir dan membingunggkan. 

Selain pendek, eksentrik, artistik, puisi Malam Lebaran karya Sitor Situmorang sangat mudah diingat sebagai salah satu puisi yang mengusung tema lebaran.

Dibukil dari laman Kemdikbud.go.id, awal kepenyairan Sitor Situmorang banyak dipengaruhi oleh Chairil Anwar. Sajak-sajaknya yang dimuat dalam Surat Kertas Hidjau bertemakan percintaan dan pengembaraan.

Baca Juga: Lima puisi WS Rendra, 'Puisi Surat Cinta' hingga 'Gumamku ya Allah'

Sajak-sajaknya yang ditulis tahun 1953—1954 dimuat dalam buku yang berjudul Dalam Sadjak (1955) dan Wadjah Tak Bernama (1955). Pada perkembangan selanjutnya sajaknya dianggap sealiran dengan puisi-puisi Lekra seperti sajaknya yang terkumpul dalam Zaman Baru (1962).

Setelah Zaman Baru muncul dua kumpulan puisinya, yakni Dinding Waktu (1976) dan Peta Perjalanan (1977). Selain menulis sajak, ia juga menulis cerpen, drama, esai, dan menerjemahkan.

Kumpulan cerpen Pertempuran dan Salju di Paris (1956) mendapat Hadiah Sastra Nasional BMKN, 1955/1956 dan kumpulan sajak Peta Perjalanan memperoleh Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakarta, 1976/1977.

Baca Juga: Puisi islami lima sastrawan besar Indonesia, 'Dalam Do'aku' hingga 'Tuhan, Kita Begitu Dekat'

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah