WartaBulukumba - Frasa-frasa ini melingkar dan mengalir antara Cak Nun dan puisi, puisi dan kita, kita dan Ramadhan.
Sebagaimana ditakik WartaBulukumba.com dari laman CakNun.com, pada sepenggal paragraf Mukadimah Kenduri Cinta edisi April 2022, Cak Nun jauh-jauh hari sudah berpesan kepada kita bahwa agar kita lebih waspada dan titen.
Ada ayat-ayat Tuhan yang difirmankan dan ada ayat-ayat Tuhan yang tidak difirmankan. Lebih utamanya, kita harus mampu membaca ayat-ayat Tuhan yang tidak difirmankan.
Baca Juga: Puisi terakhir WS Rendra sesaat sebelum meninggal dunia
Dalam satu hari ada 24 jam, ada banyak sekali peristiwa yang kita alami, bisa jadi ada ayat-ayat dari Tuhan yang tidak difirmankan yang sebenarnya adalah hidayah untuk kita.
وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡٔٗا وَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡٔٗا وَهُوَ شَرّٞ لَّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al Baqoroh 216)
Pada akhirnya, modal utama kita sebagai manusia hanyalah iman. Kita percaya sepenuhnya kepada Tuhan semesta alam yang sudah menyusun naskah skenario drama kehidupan ini.