Dari sana muncul milyaran bahkan tak terhitung gugusan-gugusan yang menakjubkan. Kita mengenalinya sebagai kumpulan galaksi, galaksi, tata surya, bintang, planet, dan seterusnya.
Persolan besarnya, di planet kecil yang kita sebut Planet Bumi, hanya satu-satunya tempat bagi kehidupan makhluk hidup yang bisa dibuktikan manusia.
Baca Juga: Persiapan kontak dengan alien, NASA minta bantuan Imam Masjid Makkah
Dilansir WartaBulukumba.com dari Science Alert, Selasa 4 Januari 2022, fisikawan Brian Cox mengatakan bahwa bintang terakhir perlahan-lahan akan mendingin dan memudar. Dengan berlalunya, alam semesta akan menjadi sekali lagi hampa, tanpa cahaya atau kehidupan atau makna."
Pudarnya bintang terakhir itu hanya akan menjadi awal dari zaman gelap yang panjangnya tak terhingga.
Semua materi pada akhirnya akan dikonsumsi oleh lubang hitam yang mengerikan, yang pada gilirannya akan menguap menjadi secercah cahaya paling redup.
Baca Juga: Ilmuwan MIT merancang pesawat penjelajah Bulan yang mirip UFO
Ruang akan terus meluas ke luar sampai bahkan cahaya redup itu menjadi terlalu menyebar untuk berinteraksi. Aktivitas akan berhenti.
Atau akankah? Anehnya, beberapa kosmolog percaya bahwa alam semesta kosong gelap yang dingin sebelumnya seperti yang terletak di masa depan kita yang jauh bisa menjadi sumber Big Bang kita sendiri.
Jika kita ingin menjelaskan asal usul materi stabil yang terbuat dari atom atau molekul, pasti tidak ada hal itu di sekitar Big Bang – juga tidak selama ratusan ribu tahun setelahnya.
Editor: Alfian Nawawi
Sumber: Science Alert