Industri partai politik dalam kemasan instan

- 4 Oktober 2023, 17:14 WIB
Ilustrasi 'Partai Politik di Indonesia' by Alfian Nawawi - Industri partai politik dalam kemasan instan
Ilustrasi 'Partai Politik di Indonesia' by Alfian Nawawi - Industri partai politik dalam kemasan instan /WartaBulukumba.Com/Lukisan Alfian Nawawi

Namun, meskipun terasa sia-sia, Jacob percaya bahwa rintihan rakyat yang teraniaya akan sampai ke langit.

"Azab itu pasti," katanya dengan keyakinan dalam suaranya. Meskipun kurikulum pendidikan telah berubah dan nilai-nilai moral terabaikan, nilai-nilai ini masih hidup dalam ingatan sejarah kita. Perubahan itu mungkin telah terjadi sejak Sekolah Rakyat berubah menjadi SD Inpres, tetapi kenangan akan nilai-nilai budi pekerti tetap tersembunyi dalam diri kita.

Baca Juga: Menuju Pemilu 2024: Masih banyak politisi dan aktivis belum memaksimalkan media sosial

Namun, dalam kebangkitan budaya industri, kita melupakan akar tradisi petani dan nelayan kita yang menghidupi bangsa ini. Lagu "Nenek Moyangku Orang Pelaut" telah disingkirkan sebagai sesuatu yang kampungan.

"Bahwa laut adalah jiwa kita, itu sudah hilang dalam kesadaran kolektif kita," kata Jacob sambil menyesal. Bahkan pahlawan laut seperti Nenek Moyangku Malahayati tidak lagi dihormati seperti yang seharusnya. Perahu Finisi yang menjelajah dan menjahah dunia dengan gagah berani oleh leluhur kita bahkan tak pernah diabadikan dalam bentuk monumen sejarah yang layak.

"Kepasrahan kita kepada budaya industri telah menguras kekayaan alam dan hasil bumi negeri kita," ungkap Jacob dengan nada prihatin.

"Kegandrungan berpestapora telah membuktikan keserakahan dan kesemena-menaan di tengah keprihatinan harga bahan pangan yang sedang mencekik dan menindas rakyat," urainya lagi.

Budaya industri yang merusak tradisi agraris dan maritim kita telah mengubah politik menjadi produk instan.

"Mungkin inilah lompatan dalam revolusi industri produk Nawa Cita," kata Jacob sambil menyimpulkan bahwa itu memproduksi partai politik dalam kemasan instan yang belum pernah dilakukan oleh bangsa maupun negara manapun di dunia.

Dalam suaranya yang tenang dan penuh pengetahuan, Jacob Ereste mengingatkan bahaya ketidakseimbangan antara tradisi dan kemajuan, dan betapa pentingnya untuk menghormati akar-akar budaya dalam politik yang semakin terdistorsi***

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah