Ancaman dampak Sesar Lembang: Pulau Jawa sangat rentan bencana geologi

- 27 April 2024, 15:14 WIB
Sesar Lembang bisa picu terjadinya bencana besar. Ini daftar daerah aman dan wilayah di Kabupaten Bandung yang berpotensi alami gempa. Simak cara selamatkan diri saat gempa terjadi.
Sesar Lembang bisa picu terjadinya bencana besar. Ini daftar daerah aman dan wilayah di Kabupaten Bandung yang berpotensi alami gempa. Simak cara selamatkan diri saat gempa terjadi. / /Rika Widiastuti/Seputarlampung.com

WartaBulukumba.Com - Di utara Bandung, Sesar Lembang meregang sepanjang 30 kilometer, menjanjikan lebih dari sekedar pemandangan alam yang memukau.

Ada ancaman yang mengendap, suara gemuruh yang mungkin datang kapan saja, mengguncang fondasi kota Bandung Raya di Jawa Barat.

Setiap getaran dari sesar ini, meski belum terjadi, sudah menimbulkan kekhawatiran akan nasib bangunan-bangunan yang berdiri di atasnya, menunggu dengan waspada akan detik di mana Bumi memutuskan untuk berbicara.

Baca Juga: Balada musim tanpa hujan: Prediksi jadwal musim kemarau 2024 oleh BMKG

Hal ini terungkap dalam diskusi ‘TALK TO SCIENTISTS Pemetaan Sesar Pulau Jawa serta Mitigasi Resiko Bencana Geologi’ dalam tayangan video di Youtube BRIN pada Selasa, 23 April 2024.

Dikutip dari laman BRIN, penelitian terrestrial geologi kebencanaan yang dilakukan oleh BRIN ditujukan untuk membahas pemetaan sesar di sepanjang Pulau Jawa dari Ujung Kulon hingga Banyuwangi.

Pemetaan tersebut menjadi fokus karena pulau ini memiliki populasi yang sangat padat dibandingkan dengan pulau lain di Indonesia. Hal ini membuat Pulau Jawa sangat rentan terhadap bencana-bencana geologi terjadi.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia akan impor beras 22.500 ton dari Kamboja

Pulau Jawa sangat rentan bencana geologi

Kondisi pulau Jawa dengan populasi terpadat di Indonesia menjadi alasan dilakukannya pemetaan sesar di Pulau Jawa. Hal ini membuat Pulau Jawa menjadi sangat rentan terhadap bencana-bencana geologi yang dapat terjadi.

Proyek ekspedisi yang dilakukan oleh BRIN tidak hanya memetakan sesar, tetapi juga mencakup pemetaan palung, gunung, dan bukit di bawah laut.

Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Sonny Aribowo, menjelaskan beberapa wilayah sepanjang pulau Jawa yang telah dilakukan penelitian.

Baca Juga: Tips dan trik lolos SKD CPNS 2024

"Sejauh ini, sesar-sesar di Jawa yang sudah pernah diteliti dan dipublikasikan antara lain Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Java Back-arc Thrust/Baribis-Kendeng Sesar Opak, Sesar Mataram, Sesar Garsela, Sesar di Karangsambung, dan Sesar Pasuruan," ungkap Sonny.

Selain itu, juga dilakukan penelitian terhadap jalur Sesar Rembang-Madura-Kangean Sakala, Somorkoning. Terbukti aktif dilihat dari pergeseran morfologi dan trenching paleoseismologi.

Beberapa sesar yang sempat menyebabkan kejadian gempa bumi merusak juga masih diteliti oleh peneliti BRIN, seperti sesar di Cianjur, sesar di Sumedang dan sekitarnya. Sesar Java Back-arc Thrust sendiri saat ini masih terus dilakukan penelitian lebih lanjut, karena berpotensi merusak daerah perkotaan seperti Semarang dan Surabaya.

Menurut Sonny, gempa ternyata muncul di daerah yang understudied sebelumnya seperti Cianjur, Sumedang, dan bahkan yang terbaru adalah Laut Jawa di dekat Pulau Bawean.

"Sejauh ini, pihak BRIN berencana melakukan ekspedisi terestrial di Pulau Jawa, untuk melihat atau mengonfirmasi jalur sesar yang masih belum banyak diperdalam. Ke depannya juga akan ada peta sesar aktif yang cukup detail di Pulau Jawa," tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, kerja sama dengan beberapa instansi terkait seperti Kementerian PUPR melalui Pusat Studi Gempa Nasional dan BMKG akan menambah peluang teridentifikasi/terkonfirmasi jalur sesar-sesar aktif di Pulau Jawa.

“Ditambah adanya harapan untuk pengetahuan dari recurrence interval dari sejarah kegempaan pada masing-masing sesar aktif," lanjutnya.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan, terdapat banyak sesar aktif besar yang mengapit Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, seperti Sesar Baribis Segmen Tampomas, Sesar Baribis Segmen Ciremai, Sesar Lembang, Sesar Cileunyi Tanjungsari, dan Sesar Garsela. Kota-kota penting seperti Cirebon, Bandung, Jakarta, Karawang, dan Indramayu juga terdampak oleh sesar-sesar ini, menyimpan energi berupa swarm earthquake maupun foreshocks.

Gempa yang terjadi di Sumedang pada Januari lalu menjadi bukti nyata akan keberadaan sesar-sesar aktif ini. Rentang kekuatan gempa yang dapat terjadi di wilayah Sumedang diperkirakan mencapai 6,6 hingga 7 magnitudo.

“Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk mengumpulkan lebih banyak pengetahuan dan membangun strategi mitigasi yang efektif untuk mengurangi dampak potensial dari bencana gempa di masa depan,” tegasnya.

Langkah BRIN dalam melakukan pemetaan sesar dan BMKG dalam pengembangan mitigasi kebencanaan adalah sebagai respons terhadap bencana gempa di Sumedang.

Hal ini juga sejalan dengan upaya global dalam meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi terhadap bencana alam.

Organisasi internasional seperti United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) secara konsisten mendorong negara-negara untuk meningkatkan pemahaman terhadap potensi bencana alam dan mengembangkan strategi mitigasi yang efektif.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah