Narasi sedih soal nasib supir angkutan ketika mudik dilarang, unggahan netizen ini bikin mewek

- 29 April 2021, 21:29 WIB
Ilustrasi truk.
Ilustrasi truk. /Polresta Denpasar./
 
WartaBulukumba - Regulasi itu telah turun, mudik dilarang. Bagaimana halnya dengan nasib para pekerja di bidang transportasi seperti supir angkutan?
 
Sebuah postingan berupa sebuah narasi curhat oleh seorang netizen di Facebook menyedot perhatian. Lebih bernada surat terbuka.
 
Diunggah oleh Tiar Ananta NaNelly melalui akun Facebook-nya pada Kamis 29 April 2021. Berdasarkan profil Facebook-nya, Tiar Ananta NaNelly bermukim di Mamuju, Sulawesi Barat.
 
Postingan Tiar Ananta NaNelly menuai tanggapan berupa 1,2 ribu like dan emoticon sedih dari para netizen. 
 
 
Dibagikan sebanyak 1,8 ribu kali. Di kolom komentar terpantau lebih 2,4 ribu komentar.
 
Berikut isi postingannya. Tanpa bermaksud mengurangi substansi, Redaksi WartaBulukumba telah melakukan pembenahan pada tanda baca dan semacamnya:
 
Kami para supir angkutan memohon kepada Bapak Gubernur, Walikota, dan Bupati.
Dengan menutup pintu keluar masuk provinsi dan kabupaten secara tidak langsung membunuh mata pencaharian kami.
 
 
Jangan biarkan anak-anak kami menangis pilu di saat anak kalian tertawa gembira
Jangan biarkan kami kelaparan di saat kalian terlelap tidur karena kekenyangan
Karena anak istri berikut kredit mobil kami tidak ditanggung oleh negara
Kenapa harus kami yang dikorbankan karena ketakutan kalian yang tidak kami takuti.
 
Yang kami takuti apabila anak dan istri kami mati kelaparan karena tidak dapat makan, siapakah yang bertanggung jawab?
 
Padahal Allah menyuruh kami tetap berusaha dan bertanggung jawab kepada anak dan istri kami. Itu yang kami pertanggung jawabkan di akhirat nanti.
 
 
Kenapa kami selalu dihadapkan dengan aparat hukum, dibentak, di hardik, seakan kami ini teroris. Padahal kami ini adalah pejuang dan pahlawan bagi keluarga kecil kami.
Di saat kalian berbagi THR kami hanya bisa berkata 'Apakah esok hari anak-anak kami dapat makan."
 
Apakah kalian pernah merasakan di saat semua orang tidur nyenyak ada seorang supir tetap terbangun dan bekerja menafkahi keluarganya demi memberikan kehidupan yang layak untuk anak istrinya.
 
Apakah ada cara lain yang bijak dengan tidak membunuh mata pencaharian kami. Berilah aturan yang adil buat kami semoga dapat hidayah.
 
Wassalam
Curahan hati seorang supir angkutan
Izin berbagi kesedihan mereka
Tak terbayang juga kalau kita diposisi mereka sebagai pencari nafkah di jalanan.
 
***

Editor: Nurfathana S

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x