Rangkaian siklon tropis selama April 2021 bisa menimbulkan cuaca ekstrem

- 6 April 2021, 04:00 WIB
Ilustrasi cuaca ekstreem. Cuaca ekstrem di Indonesia, merupakan dampak Siklon Tropis Seroja di NTT.*
Ilustrasi cuaca ekstreem. Cuaca ekstrem di Indonesia, merupakan dampak Siklon Tropis Seroja di NTT.* /PEXELS/Josh Sorenson

WartaBulukumba - Peningkatan uap air dan kelembapan terperangkap di bagian timur Indonesia. Sebuah formasi alam telah menjadi pendorongnya. 

Penjelasannya secara ilmiah yakni terjadinya Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) ganda yang dapat pecah dan terputar oleh gaya Coriolis, sehingga dapat menghasilkan serial bibit tropical cyclone (TC) yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem di wilayah sekitar TC.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan perlu mewaspadai rangkaian siklon tropis (tropical cyclone) selama April 2021 yang bisa menimbulkan cuaca ekstrem.

Baca Juga: Bagaimana cara memeriksa akun Anda termasuk dari kebocoran data 533 juta akun Facebook?

"Masyarakat perlu mewaspadai pembentukan rangkaian tropical cyclone (TC) yang dipicu oleh peningkatan suhu permukaan laut di dekat ekuator pada bulan April," kata peneliti Pusat Sains dan Teknologi Antariksa (PSTA) Lapan Erma Yulihastin dalam keterangan tertulis, Senin 5 April 2021, dikutip dari Antara.

Selain itu, dukungan aktivitas gelombang MJO fase 5 yaitu di Indonesia bagian timur juga turut menambah suplai kelembaban yang terkonsentrasi wilayah tersebut sehingga menimbulkan cuaca ekstrem.

Pada 3 April 2021 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini tentang pembentukan bibit Siklon Tropis (TC) 99S yang selanjutnya dinamakan TC Seroja.

Baca Juga: Teleskop Romawi Nancy Grace NASA 'memburu' 100.000 'dunia baru' di luar tata surya

Hal itu ditunjukkan melalui pembentukan awan konvektif skala meso yang terjadi secara cepat (20.00-24.00 WIB) dan meluas sesuai dengan pergerakan siklonik angin yang sangat kuat di sekitar wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Inisiasi TC Seroja telah terbentuk sejak 2 April dan mempengaruhi cuaca ekstrem di sekitar NTT berupa hujan persisten selama hampir 24 jam disertai angin kencang berdasarkan prediksi DSS SADEWA Lapan.

Hujan persisten dan angin kencang kembali terjadi pada 3 April dini hari hingga 4 April dinihari yang kemungkinan merupakan pemicu kejadian banjir bandang di Flores Timur yang terjadi pada pukul 00.30 WIB tersebut.

Baca Juga: Disdukcapil resmi launching Kartu Identitas Anak, berlaku selayaknya KTP untuk orang dewasa

Dampak TC Seroja berupa peningkatan signifikan dan persisten hujan dan angin kencang tersebut diperkuat oleh aktivitas gelombang ekuator Rossby yang tertahan di bagian timur Indonesia melalui pembentukan formasi tapal kuda (Gill pattern).

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin, menyatakan 69 korban meninggal pada peristiwa banjir bandang di Adonara, Kabupaten Flores Timur.***

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah