Mimpi Muhammad Qasim dan analisa Alexander Dugin: Perang Akhir Zaman tak lama lagi dimulai dari Timur Tengah

- 2 Januari 2024, 15:33 WIB
Brigade Al Qassam Hamas
Brigade Al Qassam Hamas /Tangkapan layar video Brigade Al Qassam Hamas

Aku merasa pria ini adalah kepala rumah tangga dari rumah tersebut. Dia sedang mengendarai mobilnya dengan melakukan berbagai atraksi yang berbeda-beda dan orang-orang di sekitar mulai memujinya. Pria itu memang melakukan atraksi yang cukup bagus. Kemudian aku berjalan menuju ruangan lain dan ada seorang anak yang berdiri di sana. Ia berlari ke arahku dan menyapaku sambil menyebutkan namanya dan aku menyapanya kembali. Dia berkata kepadaku: "Apakah kamu melihat bagaimana orang itu mengendarai mobilnya?" Aku berkata kepadanya: "Ya, aku melihatnya. Ini adalah hobi orang-orang kaya. Dia memiliki sebuah mobil dan juga area yang luas sehingga dia dapat melakukan atraksi yang sangat bagus. Kemudian anak itu berkata kepadaku: "Maukah kamu bermain bola kasti denganku? Aku memiliki tongkat pemukul dan bola." Aku membalasnya: "Ya, mengapa tidak!"

Tiba-tiba ibunya memanggil dari ruangan lain dan berkata: Selesaikan pekerjaan sekolahmu dulu kemudian bermainlah setelah itu." Kemudian anak itu berkata kepadaku: "Tolong tetap di sini, dan aku akan kembali setelah menyelesaikan pekerjaan sekolahku dan aku akan membawa kembali tongkat dan bolanya juga." Aku mengatakan kepadanya: "Baiklah, aku akan menunggumu di sini!" Kemudian tiba-tiba sesuatu muncul di benakku untuk berjalan menuju jendela lagi dan memperhatikan pria dengan mobil merah itu. Setelah beberapa saat berdiri disana, seorang pria lain mendekati jendela dan mulai menonton aksi mobil merah itu juga. Aku melihat rumah modern itu dibangun dengan kuat dan terlihat sangat bagus. Pria dengan mobil merah berteriak dengan bangga: "Lihat, aku dapat melakukan aksi yang bagus."

Tiba-tiba aku mendengar suara aneh dari dasar tembok rumah itu dan bumi di sekitarnya mulai tenggelam. Dinding rumah juga mulai runtuh setelah itu. Setelah melihat ini, aku memberi tahu pria yang berdiri di sebelahku: "Bumi akan tenggelam dari sana dan dindingnya juga akan runtuh". Dia terkejut melihat ini dan berkata: "Bagaimana ini bisa terjadi, rumah itu sangat kuat!" Aku berkata: "Ya, tapi aku khawatir jika puing-puing dari dinding rumah itu akan menimpa rumah kita dan merusaknya." Dia menjawab: "Tidak, ini tidak mungkin. Rumah itu jauh, bahkan jika dindingnya runtuh, puing-puingnya tidak akan sampai kesini."

Kemudian aku melihat bahwa bumi di depan rumah itu mulai tenggelam dan salah satu dinding sampingnya runtuh. Bumi mulai tenggelam dengan sangat cepat tetapi orang-orang di sekitarnya tidak memperhatikannya. Mereka sibuk menyaksikan aksi pria dengan mobil merah itu. Pria itu sendiri juga tidak memperhatikan situasi itu.

Aku berkata pada diriku sendiri: "Bumi di bawah rumah ini sedang tenggelam dan orang-orang tidak peduli dan mereka sibuk memuji orang itu." Lalu tiba-tiba pria itu membelokkan mobilnya menuju area parkir. Bumi sudah tenggelam dengan sangat cepat dan beberapa orang yang memuji pria itu juga tertelan oleh bumi. Yang lain mulai berteriak ketika melihat mereka tenggelam ke dalam bumi. Karena dinding yang runtuh dan tanah yang tenggelam, ada banyak debu di sekitarnya. Begitu orang itu mencapai tempat parkir dan dia akan memarkir mobilnya, bumi tenggelam dan orang itu tenggelam sangat dalam bersama mobilnya.

Aku sangat sedih melihat ini dan bertanya kepada pria di sebelahku: "Apakah menurut kamu, orang itu masih hidup." Dia berkata: "Tidak, dia pasti sudah meninggal." Aku berkata: "Ya, setelah terkubur di dasar tanah, dia pasti meninggal karena lemas." Setelah melihat pemandangan yang mengerikan ini aku berkata: "Aku harus keluar dan memperingatkan orang-orang untuk keluar dari sana karena rumah itu sedang runtuh".

Pada saat aku sampai di luar, bumi mulai tenggelam lebih cepat sehingga kerusakan yang terjadi semakin parah. Kemudian bumi terus tenggelam hingga mencapai rumah tempatku berada. Bumi juga tenggelam dari bawah salah satu dinding rumah ini dan dindingnya ikut runtuh. Kemudian salah satu ruangan rumah ini juga ambruk dan menimbulkan debu disekitarnya. Aku jadi khawatir jika bencana telah sampai di sini dan apa yang akan terjadi selanjutnya?" Tiba-tiba bumi berhenti tenggelam di dekat pintu masuk utama rumah ini sehingga penghuni rumah bisa keluar.

Aku mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT karena bumi telah berhenti tenggelam. Ketika aku melihat tanah yang tenggelam itu, luasnya sama seperti luas rumah itu. Aku melihat beberapa potong besi di tanah yang tenggelam dan ada pola serupa di tanah itu. Besi Itu dipotong secara terorganisir dalam garis-garis seolah-olah seseorang sedang meruntuhkan rumah-rumah ini dengan perencanaan yang tepat. Kemudian aku berpikir bahwa aku harus cepat. Aku berlari ke dalam dan berteriak: "Keluar dari rumah ini, karena bumi di bawah rumah ini akan tenggelam". Beberapa orang mendengarkanku dan mereka membawa keluar barang-barang mereka. Kemudian aku menyadari bahwa beberapa barangku juga ada di sana. Aku segera pergi ke kamar untuk mengambil barang-barangku. Setelah melihat barangku, aku merasa bahwa Allah SWT membantuku mendapatkan kembali semuanya.

Setelah mengambil barang-barangku, aku teringat anak kecil tadi dan menemukannya di salah satu kamar. Aku katakan padanya untuk keluar dari sana karena rumah ini akan runtuh. Dia dan keluarganya mengambil barang-barang dan berlari ke luar. Bumi yang tenggelam masih berhenti di dekat pintu utama tetapi bumi mulai tenggelam dari sisi lain rumah dan terjadi kerusakan di sekitarnya. Setelah mengevakuasi rumah itu, orang-orang bertanya kepadaku apa yang harus kita lakukan sekarang dan kemana kita akan pergi? Aku berkata: "Jangan khawatir, berjalanlah ke arah timur dan setelah itu kalian harus menyeberangi sungai kecil, lalu kalian akan melihat rumah lain dan kalian bisa tinggal disana."

Orang-orang mulai berjalan ke arah itu dan aku juga membawa barang-barangku dan tidak pernah meninggalkannya. Aku berkata pada diriku sendiri: "Bagaimana jika aku meletakkannya di suatu tempat dan melupakannya lalu terkubur." Oleh karena itu, aku selalu membawa barang-barangku. Aku masuk ke dalam rumah lagi dan membawa lebih banyak orang keluar. Saat aku keluar, kelompok pertama kembali kepadaku dan bertanya bagaimana kami akan menyeberangi sungai? Lalu aku mengajak mereka dan mengatakan bahwa sungai itu dangkal pada satu titik. Aku meminta mereka untuk menyeberangi sungai dari titik itu.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah