Sejarah Intifadah: Ketika perempuan Palestina melawan tank Zionis dengan lemparan batu dan ketapel

- 21 Desember 2023, 20:04 WIB
Seorang perempuan Palestina melemparkan batu ke kumpulan serdadu Zionis di TepiBarat
Seorang perempuan Palestina melemparkan batu ke kumpulan serdadu Zionis di TepiBarat /Foto: Abed Al Hashlamoun - EPA

Baca Juga: Apa perbedaan mendasar antara Hamas dengan Jihad Islam?

Sejarah Intifadah

Gerakan Intifadah adalah perlawanan rakyat Palestina terhadap penjajah 'Israel' yang meletus dalam rentang waktu yang panjang di Tepi Barat dan Gaza. 

Sejarah mencatat Intifadah pertama kali meletus pada 9 Desember 1987 dan berlangsung hingga 1993. Pemberontakan dimulai di kamp pengungsi Jabalia dan dengan cepat menyebar ke seluruh Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.

 

Intifadah pertama dipicu oleh serangan tentara penjajah 'Israel' terhadap warga Palestina pada 8 Desember 1987. Intifadah berarti perlawanan dalam bahasa Arab. 

Baca Juga: Selain Al Qasssam Hamas inilah Brigade Jenin yang paling ditakuti Zionis di Tepi Barat

Intifadah kedua, atau Intifadah Al Aqsa, dimulai pada 30 September 2000. Intifadah kedua dipicu oleh kunjungan provokatif pemimpin oposisi 'Israel', Ariel Sharon, ke Kompleks Masjid Al Aqsa.
 
Secara detil, dampak dari gerakan Intifadah dapat kita selami dalam buku "The Intifada: Causes And Effects" yang ditulis Aryeh Shalev pada tahun 2019.
 
Tujuan dari hasil studi dalam buku ini adalah untuk menganalisis pemberontakan di wilayah Palestina yang ddiduduki penjajah 'Israel' serta menilai dampaknya untuk masa depan. Studi ini meneliti sebuah alternatif terhadap penggunaan kekuatan militer oleh 'Israel'—dengan membuka negosiasi antara Zionis dan Palestina.
 
Kita juga bisa memperluas cakrawala pemahaman mengapa Intifadah bisa berlangsung panjang, dengan membuka buku "The Intifada: A Message from Three Generations of Palestinians" terbit tahun 1988 oleh Knight Financial Services. Para penulis dalam buku ini adalah para perempuan yang tergabung dalam Arab Women's Association.
 
Kemudian, dalam perspektif sedikit berbeda, kita bisa menemukenali Intifadah melalui buku "Faith and the Intifada: Palestinian Christian Voices", yang terbit tahun 1992 oleh Orbis Books Original, yang dieditori Marc H. Ellis, Naim Stifan Ateek, dan Rosemary Radford Ruether.

Perempuan Palestina sudah terlibat gerakan perlawanan sejak 1970-an

 

Sosiolog Joos L Hiltermann dalam makalahnya yang berjudul "Gerakan Perempuan di Masa Perlawanan", terbit di Journal of Palestine Studies menyebutkan keterlibatan perempuan Palestina di masa perlawanan sudah terjadi sejak era 1970-an. Mereka turut dalam barisan demonstrasi, melempar batu ke tentara penjajah, hingga adu mulut dengan pasukan Zionis yang menangkap demonstran lain.

"Intifadah tak hanya mengguncang militer, tetapi juga revolusi generasi muda melawan tua, aktivis jalanan melawan otoritas politik, dan perempuan melawan posisi tradisional mereka dalam masyarakat patriarkal," tulis Hiltermann

Dalam perkembangannya, gerakan perempuan berkembang hingga memecah Komite Kerja Perempuan yang ada menjadi empat kelompok dipengaruhi politik seperti loyalis Fatah, kalangan komunis, dan kalangan populis. Gerakan perlawanan perempuan pun kian berkembang. Kesejahteraan dan perlindungan menjadi salah satu tuntutan mereka.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah