Hari Ibu tanggal 22 Desember berawal dari peristiwa bersejarah ini pada 1928

- 15 Mei 2023, 14:17 WIB
Hari Ibu tanggal 22 Desember berawal dari persitiwa bersejarah ini pada 1928
Hari Ibu tanggal 22 Desember berawal dari persitiwa bersejarah ini pada 1928 /Padamu.net/

Tokoh tokoh besar yang terlibat dalam kesuksesan kongres perempuan pertama adalah: 

Tokoh tokoh besar yang terlibat dalam kesuksesan kongres perempuan pertama adalah sebagai berikut: R.A. Sukonto, Siti Munjiah, Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito, Sunaryati Sukemi, Raden Ayu Catharina Sukirin Harjodiningrat, Nyonya Sujatin Kartowijono, Nyi Hadjar Dewantara, Nyi Driyowongso, Nyonya Alfiah Muridan Noto, Nyonya Badiah Moerjati Goelarso, Nyonya Siti Hajinah Mawardi, Nyonya R.A. Surya Mursandi, Nyonya lsmudiyati Abdul Rachman Saleh, dan Raden Ayu Bintang Abdulkadir.

Mengutip buku "Perempuan di atas Pematang" yang ditulis Israwaty Samad, penerbit Oksana, tahun 2016, sekali waktu Koalisi Perempuan pernah menyoroti UU Desa yang telah disahkan oleh parlemen yang saat itu masih belum mengakomodir kebutuhan dan kepentingan perempuan desa. Bahkan cenderung mengabaikan peran, kedudukan dan Hak Perempuan desa.

Baca Juga: Sejarah Hari Ibu yang dirayakan setiap tanggal 22 Desember

Hal tersebut dapat dilihat dari, tidak dicantumkan UU No 7 tahun 1984 Tentang Pengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on Elimination all form Discrimination Against Women-CEDAW) dalam konsideran UU Desa. Padahal Pasal 14 CEDAW mewajibkan negara untuk memenuhi hak-hak perempuan desa.

Republik ini banyak memiliki perempuan yang begitu heroik di berbagai bidang. Banyak perempuan ditempa sejarah dan menjadi aktor aktif menuju kemerdekaan dan pembangunan bangsa.

Diselenggarakannya Kongres Perempuan pertama, pada 22 Desember tahun 1928 di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto Yogyakarta adalah salah satu bukti.

Para pejuang perempuan kala itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan gender.

Baca Juga: Cendekiawan dan sastrawan Bulukumba inilah rektor perempuan pertama di Indonesia Timur

Dari titik itu pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Yang lebih hebat, pemikiran dan aneka upaya penting itu terjadi jauh sebelum kemerdekaan negeri ini diraih dan jauh sebelum konsep-konsep adil gender dan feminisme dibawa oleh Barat.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x