Menyingkap tradisi 'massuro baca' suku Bugis Makassar jelang Ramadhan, termasuk di Bulukumba

- 21 Maret 2023, 20:56 WIB
Ilustrasi massuro baca
Ilustrasi massuro baca /Foto: Mahbubah Uba
Buku "Capita Selecta: Kebudayaan Sulawesi Selatan" yang ditulis oleh By A. Zainal Abidin Farid yang diterbitkan Social Politic Genius (SIGn) pada 2017 akan cukup membantu meluaskan cakrawala pandang kita ihwal tradisi dari era animisme hingga Islam di era modern ini.
 
 
Dengan membaca buku "Latoa: satu lukisan analitis terhadap antropologi politik orang Bugis" karya Prof. Mattulada yang diterbitkan Gadjah Mada University Press pada 1985, bisa memantik cakrawala pandang kita lebih dalam dan jauh dengan pendekatan antropologi dan sejarah.
 
 
Kita juga bisa mengarungi samudera pengetahuan tentang Bugis dalam  buku "The Bugis" yang ditulis Christian Pelras diterbitkan penerbit Wiley pada 1996.
 
Christian Pelras menguraikan betapa salah satu bangsa maritim Asia Tenggara yang paling mempesona dan pada mulanya paling tidak dikenal ini justru citra mereka dalam legenda dan fiksi modern adalah navigator yang berani, perompak yang ganas, dan pedagang budak yang kejam, tetapi sebagian besar sebenarnya adalah petani, penanam, dan nelayan. Meskipun mereka adalah orang-orang Islam, mereka memelihara peninggalan pra-Islam seperti pendeta dan dukun kafir waria. Bangsawan mereka yang penuh warna mengklaim sebagai keturunan dari dewa-dewa kuno, namun kekuatannya berasal dari konsensus sosial.

Buku ini adalah yang pertama menggambarkan sejarah Bugis. Mulai dari asal-usulnya 40.000 tahun yang lalu hingga saat ini dan memberikan gambaran lengkap tentang masyarakat Bugis kontemporer.***

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x