Hingga hari ini, sebagian besar masyarakat suku Bugis Makassar yang mayoritas beragama Islam masih tetap menjaga erat tradisi khas ini dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Pada tradisi massuro baca melekat silang pendapat secara klasik dari zaman dahulu hingga hari ini perihal hukumnya dalam Islam.
Sebagian mengharamkan dengan menggolongkan tradisi massuro baca termasuk bid'ah dengan disertai dalil penguat. Sementara sebagian ulama juga membolehkan dengan dalil yang kuat pula. Dari wilayah penjelasan budaya pun, tradisi ini dianggap sah-sah saja.
Kultural-Religius
Salah satu pandangan terhadap massuro baca yang bisa dijadikan referensi menarik, dengan melihat kapasitasnya sebagai seorang budayawan dan sastrawan sekaligus da'i senior di Bulukumba, yaitu Andi Mahrus, kita bisa memahami penjelasan dari dua ruang sekaligus, budaya dan Islam
Andi Mahrus menulis sebuah esai religius pada3 April 2021, berjudul "MASSIARA KUBURUQ" DAN "MASSURO BACA" MENJELANG RAMADAN.
Sastrawan dan kritikus sastra ini menguraikan kebiasaan masyarakat Sulawesi Selatan melakukan ritual "massiara kuburuq" dan "massuro baca" sebelum memasuki bulan suci Ramadhan adalah perilaku yang baik.
Baca Juga: Sejarah penampakan UFO di Parepare hingga Bulukumba pada tahun 1955
"Sebentuk tradisi budaya-Islam yang, tentu saja, bernilai manfaat. Apabila ritual semacam ini dilakukan dengan ikhlas tanpa tendensi peribadatan yang menyimpang dari syariat, maka pelakunya dijamin memperoleh pahala dari Allah SWT," urai Andi Mahrus.