Bacaan doa malam Lailatul Qadar yang diajarkan Rasulullah SAW

- 22 April 2022, 02:00 WIB
Ilustrasi doa malam Lailatul Qadar
Ilustrasi doa malam Lailatul Qadar /Pixabay.com/Syaifulptak57

WartaBulukumba - Langit merunduk tenang dengan wajah sangat bersih sambil membawa udara yang tidak dingin atau pun panas di malam 1000 bulan, Lailatul Qadar.

Wajah langit tidak berawan. Tanda-tanda lainnya dari lailatul qadar yakni hujan tak tumpah setetes pun. Tak satu pun bintang berkerlip. Saat menuju pagi, sinar matahari tidak begitu panas.

"Malam Lailatul Qadar itu langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak, dan pada siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas," hadits riwayat Ahmad.

Baca Juga: Malam lailatul qadar, kenali tanda-tanda turunnya

Salah satu buku yang bisa dibaca untuk menemukan penjelasan komplit ihwal lailatul qadar yakni buku berjudul "Mengungkap Misteri Lailatul Qadar: Dimensi Keilmuan di Balik Malam Seribu Bulan", penulis Lukman Saksono, penerbit Gratifikama Jaya, tahun 1992.

Referensi lainnya yang cukup komprehemsif bisa ditemukan dalam buku berjudul "Mukjizat Lailatur Qadar: Menemukan Berkah pada Malam Seribu Bulan", penulis Arif M. Riswanto, penerbit Mizania, tahun 2007.

Selain memperbanyak shalat, malam Lailatul Qadar juga dianjurkan untuk diisi dengan memperbanyak doa.

Baca Juga: Zakat Fitrah untuk diri sendiri dan keluarga, ini panduan niatnya

Berikut adalah doa yang dianjurkan Rasulullah SAW saat malam Lailatul Qadar.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
"Allahumma innaka Afuwwun (Karimun) tuhibbul afwa fa'fu
anni. (HR. Ahmad, AT-Turmudzi, Ibnu Majah An-Nasai dan Al-Baihaqi).

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya engkau Dzat Yang Maha Pemaaf dan Pemurah, maka maafkanlah hamba.

Baca Juga: Bolehkah sikat gigi saat puasa? Begini penjelasan UAS, UAH dan Buya Yahya

Lailatul Qadar terjadi dari waktu malam dimulai yaitu tenggelamnya matahari hingga terbit fajar shuhuh.

Dalil akan hal ini adalah firman Allah SWT.

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 3-5).

Baca Juga: Apakah menelan ludah membatalkan puasa? Simak penjelasan para ulama

Bagaimana Cara Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?

Adapun yang dimaksudkan dengan menghidupkan lailatul qadar adalah menghidupkan mayoritas malam dengan ibadah dan tidak mesti seluruh malam.

Ditakik WartaBulukumba.com dari laman Muhammadiyahlamongan.com, dinukil oleh Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu ‘Abbas disebutkan:

أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ

“Menghidupkan lailatul qadar bisa dengan melaksanakan shalat Isya’ berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan shalat Shubuh secara berjama’ah.”

Baca Juga: Keutamaan membaca Al Quran dalam bulan suci Ramadhan

Dikatakan oleh Imam Malik dalam Al-Muwatha’, Ibnul Musayyib menyatakan:

مَنْ شَهِدَ لَيْلَةَ القَدْرِ ـ يَعْنِي فِي جَمَاعَةٍ ـ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا

“Siapa yang menghadiri shalat berjama’ah pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut.”

Dalam perkataan Imam Syafi’i yang qadim (yang lama),

مَنْ شَهِدَ العِشَاءَ وَ الصُّبْحَ لَيْلَةَ القَدْرِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut.” Semua perkataan di atas diambil dari Lathaif Al-Ma’arif, hal. 329.

Apa yang dikatakan oleh Imam Syafi’i dan ulama lainnya di atas sejalan dengan hadits dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.” (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221). Baca juga artikel menarik: Mau Shalat Semalam Suntuk di Bulan Ramadhan

Amalan pada Malam Lailatul Qadar

Menghidupkan malam lailatul qadar pun bukan hanya dengan shalat, bisa pula dengan dzikir dan tilawah Al Qur’an.[1]

Namun amalan shalat lebih utama dari amalan lainnya di malam lailatul qadar berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901).***

 

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x