Gempa bumi dalam perspektif Islam, ayat Al Quran dan doa yang diajarkan Rasulullah SAW

- 17 Desember 2021, 06:00 WIB
Dampak bencana gempa, membuat rumah di Desa Sabrang Jember rata dengan tanah.* Gempa bumi dengan magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Selatan Jawa Timur (Jatim), Kamis 16 Desember 2021.
Dampak bencana gempa, membuat rumah di Desa Sabrang Jember rata dengan tanah.* Gempa bumi dengan magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Selatan Jawa Timur (Jatim), Kamis 16 Desember 2021. /Portal Jember/ Angga Juli Setiawan.

WartaBulukumba - Dalam Al Quran banyak ayat yang menghamparkan ayat-ayat tentang gempa bumi.

Ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang gempa bumi dengan menggunakan kata zalzalah dalam surat al-Zalzalah ayat 1-2, menggunakan kata Dakk yaitu dalam surat al-Fajr ayat 21, yang menggunakan kata Syaqq yaitu dalam surat Qaff ayat 44, dan ayat-ayat lainnya.

Dari ruang sains, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi dari dalam bumi secara tiba-tiba.

Baca Juga: Gunung Semeru dan Merapi hanya dua di antara 129 gunung api aktif di Indonesia!

Dalam perspektif Islam, sejumlah tafsir ditulis oleh para mufassir yang kredibel. Salah satunya Fakhruddin al-Razi dalam tafsir Mafātih al-Ghayb. Fakhruddin al-Razi merupakan salah satu mufassir yang tafsirnya diakui oleh umat muslim.

Pesitiwa gempa bumi menurut al-Razi adalah guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Jenis gempa terbagi 2; guncangan bumi dan guncangan hati.

Al-Razi juga menjelaskan tentang sebab-sebab terjadinya gempa yaitu gempa terjadi karena kekuasaan Allah dan gempa karena ulah manusia.

Dampak-dampak akibat gempa bumi itu terbagi 2 yaitu dampak yang timbul terkait manusia dan terkait dengan alam.

Baca Juga: Surah Al Falaq diturunkan saat Nabi Muhammad SAW kena sihir?

Hikmah di balik gempa bumi ini, menurut al-Razi, yaitu menjadikan gempa sebagai musibah yang mana sudah menjadi ketetapan Allah supaya manusia berserah diri kepada Allah maka Allah akan memberi ketenangan.

 

Dalam surah al-Hajj ayat 1 Allah SWT berfirman yang artinya, “Wahai sekalian manusia, takutlah kepada Tuhanmu; sesungguhnya gempa kiamat merupakan sesuatu yang sangat dahsyat.”

Apabila memang suatu bencana dikaitkan dengan dosa manusia karena banyaknya kemaksiatan yang terjadi, perintah agama yang dilalaikan dan orang-orang miskin yang ditelantarkan, maka Allah berfirman dalam QS Al-Isra’ : 17 yaitu

“Jika Kami berkehendak untuk mengncurkn negeri, Kami memerintah orang-orang yang hidup mewah, namun mereka berdurhaka dalam negeri tersebut, maka sudah sepantasnya Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

Baca Juga: Perempuan melamar lelaki, bolehkah dalam Hukum Islam?

Namun, apabila dikaitkan dengan gejala alam yang memang harusnya terjadi, sebab Dunia Menurut Islam adalah sementara dan bumi ini khususnya Indonesia berada pada bagian bumi yang rawan gempa. Kemudian merujuk pada hukum alam yang sudah menjadi ketetapan Allah bahwa bumi ini mengandung segala hikmah dan manfaat termasuk pergerakan gunung dan lapisan dalam bumi, maka Allah berfirman dalam QS. Al-Naml : 27 yaitu

“Dan kamu  sangka gunung-gunung itu tetap ada di tempatnya, padahal gunung-gunung itu bergerak seperti awan yang bergerak. Allah telah membuat segala sesuatu dengan kokoh. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dalam Al-Quran sendiri ada banyak sekali ayat yang membahas tentang bencana alam seperti berikut ini.

Baca Juga: Muhammad Qasim Dreams Part 2, Indonesia and Malaysia allied with Pakistan in World War 3

QS. Al- An’aam : 65

Katakanlah : Dia yang berhak mengirim azab dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mengelompokkan kamu dalam golongan agar sebagian kamu merasakan keganasan. Perhatikanlah, Kami mendatangkan kebesaran agar kamu memahami

QS. Al’Ankabuut : 37

Mereka mendustakan Syu’aib hingga ditimpa gempa dahsyat dan mereka menjadi mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggalnya.

QS. Al-Israa : 59

Dan Kami memberi tanda-tanda itu untuk menakut-nakuti.

Baca Juga: Alien sudah dijelaskan sejak 14 abad lalu dalam Al Quran

QS. Fushilah : 53

Kami menunjukkan tanda-tanda (kekuasaan) kepada mereka, sehingga jelaslah bahwa Al Quran adalah benar. Dan Rabb mu adalah cukup bagimu sebab Dia menyaksikan segala sesuatu.

QS. Asy-Syuura : 30

Dan musibah apapun yang kalian terima adalah karena perbuatan tangan kalian sendiri, Allah memaafkan sebagian dari kesalahan-kesalahanmu.

QS. An-Nisaa : 79

Nikmat apapun itu adalah berasal dari Allah, dan bencana ap saja yang datang adalah karena kesalahan dirimu sendiri.

Baca Juga: Panji-panji hitam pasukan Imam Mahdi sebenarnya adalah jet-jet tempur?

 

 

 

Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam kitabnya, al-Da'a wa al-Dawa'a, mengutip sebuah hadits mursal yang diriwayatkan Ibn Abi al-Dunya. 

“Bumi pernah berguncang pada masa Rasulullah SAW. Beliau SAW meletakkan tangannya di atas bumi dan bersabda, ‘Tenanglah! Belum tiba saatnya bagimu.’ Kemudian menoleh kepada para sahabat seraya memberi tahu: Tuhan ingin agar kalian melakukan sesuatu yang membuat-Nya ridha. Karena itu, buatlah agar Dia ridha kepada kalian!"

Seperti dijelaskan al-Biruni, tahun kelima dari hijrahnya Rasulullah SAW disebut sebagai “Tahun Gempa.”

Orang=orang Arab menamakan suatu tahun dengan merujuk pada peristiwa historis yang terjadi di dalamnya. Bencana kembali mengguncang Madinah pada zaman kepemimpinan Umar.

Baca Juga: Niat puasa Senin Kamis, boleh diniatkan siang hari

Menurut riwayat yang sama, sahabat bergelar al-Faruq itu menyeru kepada penduduk setempat, “Wahai manusia, gempa ini tidak terjadi kecuali karena perbuatan kalian! Demi Zat Yang menggenggam jiwaku, jikalau ini terjadi lagi, aku tidak akan tinggal di sini bersama kalian.” Umar bin Khaththab pada saat itu spontan mengenang kejadian serupa yang terjadi pada masa Rasulullah SAW di Madinah.  

Sang khalifah merasa bahwa Allah SWT sedang mengingatkan kaum Muslimin sepeninggalan Nabi SAW dan Abu Bakar ash-Shiddiq. Maka dari itu, tidak ada yang terucap di lisannya selain peringatan kepada sekalian umat Islam agar segera meninggalkan kebiasaan buruk dan bertaubat dengan sungguh-sungguh demi keridhaan Sang Pencipta. 

Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam kitabnya, al-Jawab al-Kafy, berkomentar, “Di kalangan salaf, jika terjadi gempa bumi, mereka berkata, ‘Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian.’”

Gempa bumi juga menggoyang wilayah kaum Muslimin generasi berikutnya. Pada saat itu, Umar bin Abdul Aziz tampil selaku khalifah Dinasti Umayyah. Dia mengambil kebijakan yang sejalan dengan apa yang telah dilakukan kakek buyutnya, Umar bin Khaththab. 

Baca Juga: Bagaimana cara membangun pernikahan impian?

Diserukannya kepada penduduk agar sama-sama bermunajat kepada Allah SWT dan memohon ampunan-Nya. Selanjutnya, pemimpin yang terkenal akan sifat zuhudnya itu mengirimkan surat kepada seluruh wali negeri. 

Isinya mengingatkan para bawahannya itu, “Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini merupakan teguran dari Allah kepada seluruh hamba-Nya. Saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya.”

Seorang Ilmuwan dan Dokter Islam, Ibnu Sina mengutip beberapa pemikiran ilmuwan Yunani tentang gempa bumi yang diakibatkan oleh dorongan gas untuk keluar dari bumi. Kemudian ia mengungkapkan pemikiarnnya sendiri bahwa gempa bumi terjadi adanya tekanan besar pada rongga udara didalam bumi.

Dalam beberapa analisa, memang gempa bumi adalah bencana yang dirahasiakan oleh Allah. Banyak juga orang yang menyatakan bahwa gempa terjadi karena azab untuk kelakuan manusia.

Baca Juga: Buku Sirah Nabawiyah gratis, cek di sini

Allah maha kuasa, tentu saja setiap makhluk harus yakin dengan kebesarannya. Musibah yang terjadi, meskipun ada penyebabnya tidak akan terjadi tanpa kebesaran Allah SWT.

 

Ensiklopedia Medieval Islamic Civilization menyebutkan bahwa komunitas Muslim sudah sejak awal memiliki kewaspadaan terhadap bencana alam. Beberapa wilayah Muslim juga pernah dilanda gempa bumi skala besar. 

Dampak yang dideritanya cenderung sama dengan negeri-negeri lain yang sempat mengalaminya. Hanya saja, dalam konteks Abad Pertengahan, bencana demikian ikut memperlemah struktur sosial dan politik umat Islam. Sebagai contoh, Suriah yang dilanda banyak gempa sepanjang akhir abad ke-11, yakni tahun 1050, 1063, 1068, 1069, 1086, dan 1091.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x