Ammatoa Kajang di Bulukumba, telusur miniatur ideal peradaban di Tanah Kamasemasea

- 10 Oktober 2021, 00:22 WIB
Wisata Kawasan Adat Ammatoa ramai pengunjung.*
Wisata Kawasan Adat Ammatoa ramai pengunjung.* /Nurfathana S/WartaBulukumba/Nurfathana S

WartaBulukumba - Kajang adalah sebuah realitas, terkhusus komunitas adat Ammatoa, yang pada beberapa hal tertentu merupakan miniatur ideal peradaban.

Di ujung selatan jazirah Sulawesi Selatan yang bersemayam di salah satu palung kearifan lokal di Kabupaten Bulukumba inilah terdapat praktik nyata terhadap nilai-nilai demokrasi.

Pun cara memelihara lingkungan hidup secara ril, kebersahajaan yang menolak hedonisme, kesantunan dalam hidup bersesama, dan pelestarian abadi terhadap amanah leluhur.

Baca Juga: Menelusuri Kajang dari pojok sejarah dan geografi

Setiap komunitas adat di seluruh belahan dunia memiliki karakteristiknya masing-masing.

Secara umum mereka senantiasa dekat dengan alam. Nilai-nilai yang merupakan kekuatan dari setiap komunitas adat di dunia termasuk Ammatoa senantiasa menjadi peneguh identitas.

Itu pula yang menjadikan mereka tetap ada. Dari generasi ke generasi, nilai-nilai dan sistem sosial itulah yang  menjadi penyeimbang di antara alam lingkungan dan hiruk pikuk dunia modern di luar komunitas mereka.

Baca Juga: Hari Tani Nasional, refleksi pertanian Indonesia melawan kapitalisme

Telusur pada beberapa literatur, di antaranya buku yang ditulis Hasanuddin pada tahun 2005 berjudul Spektrum Sejarah Budaya dan Tradisi Bulukumba, penerbit Lephas dan buku berjudul Ammatoa Komunitas Berbaju Hitam, penulis Yusuf Akib, penerbit Pustaka Refleksi, 2008, terurai Pasang Ri Kajang sebagai keseimbangan kehidupan di tengah alam dan zaman, sangat kokoh melekat pada komunitas adat Ammatoa hingga hari ini.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x