Alam Semesta melafalkan tiga kalimat ini

- 7 April 2021, 21:34 WIB
Ilustrasi alam semesta./
Ilustrasi alam semesta./ /PIXABAY

WartaBulukumba - Alam semesta sejatinya hanya sebuah titik, kalaupun alam semesta memang benar-benar layak bisa disebut titik.

Dari titik itu ia berisi galaksi, planet, komet, gugusan bintang, langit, dan bumi. Titik-titik yang jauh lebih kecil lagi, lebih renik, adalah apa saja yang menghuninya. Mulai tanaman dan hewan segala jenis spesies, hingga makhluk berwujud manusia maupun makhluk di dimensi lain yang tak terbilang jumlahnya.

Alam semesta secara keseluruhan melafalkan tiga kalimat ini: 'Bahwa Allah itu ada', Bahwa Allah itu Maha Esa', bahwa Allah itu Maha Sempurna.'

Baca Juga: Angin kencang menerjang, pohon dan tiang listrik tumbang, listrik padam 10 jam

Proses dan otomatisasi yang serba maha itu terjadi karena alam semesta merupakan perwujudan sifat-sifat Allah yang baik dan nama-nama-Nya yang utama. 

Bila seorang makhluk seperti manusia ingin mengenal Allah, maka alam semesta sesungguhnya telah menunjukkannya kepada manusia.

Dalam buku berjudul "7 Pilar Kehidupan", (Penerbit Gema Insani, 2010), DR. M. Ratib an-Nabulsi menguraikan secara eksplisit tentang alam semesta dengan penciptaannya. Pun untaian yang mudah dicerna pada wilayah logika dan dalil-dalil seputar hubungan ciptaan dengan Sang maha Pencipta.

Baca Juga: KPK serahkan barang rampasan negara kepada Kemenag

Bermula dari alam semesta sebagai 'cangkang' yang disediakan oleh Sang Maha Pencipta, kemudian penulisnya menguraikan secara elegan dengan terus menjelajahi rangkaian berikutnya yang meliputi akal, fitrah, syariat, syahwat, kebebasan memilih, dan waktu.

Buku
Buku WartaBulukumba/Alfian Nawawi

Penciptaan manusia pada mulanya berada di depan sebuah 'gapura khusus' sebelum menerima amanat. 

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (al-Ahzaab: 72)

Baca Juga: Stop dulu ya dik, Ayo Pakai Masker

Dari titik itu pula manusia memiliki kebebasan memilih, apakah memilih menjadi makhluk yang mau mengemban amanat sebagai khalifah di bumi ataupun sebaliknya.

Disublimasi dengaan narasi berdasarkan dalil yang bersumber pada Al Qur'an, haditsh sahih, dan kitab-kitab karya para ulama besar di berbagai zaman, DR. M. Ratib an-Nabulsi mengajak pembacanya menjelajahi alam semesta dan 'semesta pemikiran' dengan cara yang tak terduga.

Manusia memerlukan kemisteriusan sebelum tiba pada pencapaian mengenal Penciptanya. Menjelajahi buku ini sangat bisa membantu siapa saja untuk dapat 'memasuki' wilayah itu. 

Baca Juga: Dari Bulukumba menuju konstruksi Sulsel sebagai lumbung daging nasional

Ini sebuah buku yang sangat luar biasa mengupas pembahasan tentang taqlif dalam Islam dengan begitu komprehensif dan berkualitas.***

 

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah