Orang ini adalah salah satu alasan Indonesia harus mendukung kemerdekaan Palestina

16 November 2023, 07:00 WIB
Mohamed Ali Eltaher. /Eltaher.org

WartaBulukumba.Com - Dalam lembaran sejarah di Palestina, namanya ditulis dengan tinta emas, namun namanya terlupakan di kurikulum yang ada di sekolah-sekolah Indonesia. Meskipun perannya melekat dalam inti perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dialah Muhammad Ali Taher, atau Mohamed Ali Eltaher.

Bagi orang Indonesia, dia bukanlah seorang politisi atau anggota klub sosial. Ia adalah inisiator, fasilitator, enabler, katalisator, dan penggerak dalam rentetan peristiwa penting.

Bantuan finansialnya untuk perjuangan Indonesia, seperti yang diungkapkan M Zein Hassan Lc Lt dalam "Diplomasi Revolusi di Luar Negeri" tidak sekadar merupakan sumbangan. Pada tahun 1944, dengan tulus, Eltaher menyatakan, "Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia."

Baca Juga: Yasser Arafat, legenda 'kontroversial' Palestina dalam melawan Zionis Israel

Berjuang untuk Nasionalisme Arab

Presiden pertama Indonesia, Sukarno, merencanakan penghargaan khusus bagi Muhammad Ali Taher pada 1965, namun rencana itu terhenti oleh perubahan politik. Eltaher memberikan bantuannya sebagai tanggapan atas dukungan mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, untuk Indonesia pada 1944.

Eltaher, seorang penerbit dan aktivis, melalui surat kabar seperti Al-Shura, berjuang untuk nasionalisme Arab dan perlawanan terhadap imperialisme. Meski menghadapi cobaan, seperti larangan dan perampasan karya pada 1926 dan 1936, Eltaher terus berkarya.

Kelahirannya pada 1896 di Palestina, dari keluarga suku Jaradat, memberikan dimensi kehidupan yang unik. Tanpa formalitas pendidikan, Eltaher memperoleh pengetahuan dari sekolah Al-Qur'an tradisional dan pengalaman di kafe Jaffa.

Baca Juga: Kisah awal Zionis Israel menjajah Palestina

Senjata Tanpa Kekerasan

Pena Eltaher adalah senjata tanpa kekerasan. Ia menulis untuk prinsip, bukan ketenaran atau kekayaan pribadi.

Dia kerap dikisahkan dengan hidupnya yang penuh pengorbanan: mengecap penjara, pengusiran, kemiskinan, dan pengasingan, tetapi penghormatan dan pengakuan akhirnya mengalir.

Dalam keadaan genting, saat tentara Belanda melancarkan agresi kedua pada 1948, Eltaher merespons dengan penuh semangat.

Baca Juga: Mengenal Hamas di Palestina: Sunni atau Syiah? Ini metode perjuangan mereka melawan Zionis

Melihat tekad Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan, ia menyumbangkan semua kekayaannya.

Muhammad Ali Taher, sepanjang hidupnya, terus mendukung Indonesia. Dari bergabung dalam Panitia Komite Pembela Indonesia hingga hadir di momen bersejarah, seperti penandatanganan perjanjian dengan Mesir pada 1947, dukungannya tak pernah pudar.

Ia tidak hanya seorang saudagar kaya, tetapi sosok yang dengan tulus menyerahkan segalanya untuk perjuangan kemerdekaan. Cerita dan karyanya terus hidup, menginspirasi generasi setelahnya.

Nama Muhammad Ali Taher pernah bergema kembali di Indonesia pada Ramadhan 2021 silam, saat kekerasan Zionis 'Israel' terjadi terhadap Palestina. Saat Zionis hari ini melakukan genosida atas Gaza, sayup-sayup nama Muhammad Ali Taher kembali terdengar. Terutama untuk memberitahu mereka yang justru mengakuorangIndonesia namun justru pro-Zionis.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler