WartaBulukumba.Com - Dalam senja yang merah menyala, ratusan tank Israel Penjajah melaju melintasi padang pasir, menghempaskan debu di udara. Di kota Rafah yang terhampar, kegelapan menyambut. Lampu-lampu padam, dan ketegangan merayap di antara tenda-tenda pengungsian Palestina yang terhuyung-huyung.
Raksasa-raksasa besi itu memuntahkan bara, merobek keheningan malam dengan kilatan api. Kota Rafah bergetar. Tank-tank Israel Penjajah menyerbu perbatasan Rafah sisi Palestina pada Selasa pagi, 7 Mei 2024.
Ledakan dahsyat terdengar dan disusul cahaya menerangi gelap malam. Israel Penjajah juga memborbardir Rafah melalui jet-jer tempur. Terlihat dalam sebuah video yang beredar di media sosial.
Baca Juga: Abu Ubaidah ungkap kebohongan dan aib Israel Penjajah selama 200 hari perang di Gaza
Sementara itu di Deir Balah, dua rumah sakit sedang divakuasi dan mengalami kesulitan.
"Dua rumah sakit sedang dievakuasi... situasi kacau, semua jalan terisi... Warga Palestina tidak tahu apa yang harus dilakukan, di mana harus menetap... orang-orang berusaha mendapatkan makanan.. mereka sangat takut," Hind Khoudary melaporkan dari Deir Al Balah, dalam tayangan Al Jazeera pada Selasa, 7 Mei 2024.
Menurut sumber lokal, sekitar 100 orang syahid di kota Rafah dalam waktu kurang dari 10 hari, termasuk 21 orang yang menjadi syahid bahkan dalam waktu kurang dari beberapa jam antara Ahad malam hingga Senin dini hari ketika serangan udara Israel Penjajah mengebom 11 rumah di Rafah.
Baca Juga: 203 hari perang di Gaza: Pasukan Israel Penjajah hanya bisa 'melawan' anak-anak, wanita dan lansia
Di tengah keheningan internasional, pengeboman tanpa henti terhadap Rafah terus berlanjut selama dua hari berturut-turut.