Putin tegaskan sikap Rusia terhadap ambisi China mencaplok Taiwan

- 10 Februari 2024, 14:23 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin /Alexander Zemlianchenko/EPA-EFE

WartaBulukumba.Com - Putin dengan rambutnya yang pendek dan berwarna gelap, disisir rapi ke belakang, membingkai wajah yang keras dengan garis-garis yang ditandai oleh tahun-tahun kepemimpinan, kembali berseliweran dengan memancarkan tatapan yang intens dan kalkulatif, seperti sedang memainkan catur strategis dalam pikirannya

"Rusia dengan tegas mematuhi prinsip satu-China, dan menentang setiap tindakan berbahaya yang memprovokasi China terkait isu Taiwan," ujar Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis, dikutip dari Xinhua pada Sabtu, 10 Februari 2024.

Putin menyampaikan komentar tersebut dalam percakapan teleponnya dengan Presiden China Xi Jinping menjelang Tahun Baru China.

Baca Juga: Krisis air bersih warga Gaza terpaksa minum air kotor

Kepentingan Rusia 'hingga akhir'

Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Kamis, menyuarakan dengan tegas bahwa Rusia akan berjuang demi kepentingannya "hingga akhir" namun tidak memiliki keinginan untuk memperluas perangnya di Ukraina ke negara-negara lain seperti Polandia dan Latvia.

Bertemu dengan jurnalis Amerika untuk pertama kali sejak invasi Rusia ke Ukraina hampir dua tahun lalu, Putin mengungkapkan bahwa pemimpin-pemimpin Barat telah menyadari bahwa mustahil untuk mengalahkan Rusia secara strategis dan kini bertanya-tanya langkah apa yang harus diambil selanjutnya.

"Kami siap untuk dialog ini," ujar Putin, dikutip dari Reuters pada Sabtu.

Baca Juga: Timur Tengah semakin memanas: AS berjanji balas dendam, Iran menyatakan tidak takut perang

Dalam wawancara selama lebih dari dua jam dengan pembawa acara konservatif Tucker Carlson yang dilakukan di Moskow pada hari Selasa dan ditayangkan di tuckercarlson.com, Putin juga menyatakan keyakinannya bahwa ada kemungkinan mencapai kesepakatan untuk membebaskan jurnalis AS Evan Gershkovich dari Wall Street Journal, yang telah ditahan di Rusia selama hampir setahun dan menunggu persidangan atas tuduhan spionase.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x