WartaBulukumba.Com - Konfrontasi sengit di Jalur Gaza, di mana mujahidin Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, melancarkan serangan mematikan terhadap pasukan penjajah 'Israel' pada sepanjang hari Jumat, 5 Januari 2024, kembali menuai 'panen' 15 tank dan sedikitnya 7 serdadu Zionis tewas.
Tank-tank satu per satu meledak dalam kobaran api. Serdadu-serdadu terkapar, nyawa melayang. Taktik perang gerilya yang canggih yang diterapkan mujahidin Al Qassam berhasil meledakkan jebakan yang terdiri dari 3 alat anti-personil dalam pasukan infanteri Zionis di daerah Khuza'a, sebelah timur kota Khan Yunis.
Mujahidin Al-Qassam juga melaporkan 6 kali bentrokan sengit, menandakan intensitas konflik yang tinggi. Setelah mereka kembali dari garis pertempuran di timur Al-Tuffah, Kota Gaza, mereka berhasil menargetkan 9 kendaraan Zionis.
Bentrokan dengan pasukan berjalan kaki dan penggunaan senjata penembak jitu dan anti-personil menunjukkan strategi yang cerdik dan penuh perhitungan.
Dampak dan Resonansi
Serangan ini memiliki dampak yang signifikan tidak hanya dalam konteks militer tetapi juga dalam narasi politik dan kemanusiaan.
Sementara bagi sebagian pihak, aksi ini dilihat sebagai tindakan perlawanan, bagi yang lain, ini merupakan tragedi kemanusiaan dan eskalasi perang di Gaza yang tak berkesudahan.
Baca Juga: Tersisa 50 persen kendaraan militer milik Zionis akibat dihancurkan pejuang Palestina
Menurut laporan terbaru dari surat kabar Haaretz, sejak dimulainya perang di Gaza, sekitar 1.600 tentara penjajah 'Israel' mengalami trauma perang dan gejala-gejala stres.