Sumber daya terbatas di Gaza! Dokter mengoperasi pasien tanpa obat bius dengan penerangan lampu ponsel

- 22 Oktober 2023, 18:14 WIB
Tangan seorang warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah rumah terletak di tengah reruntuhan di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 16 Oktober 2023.
Tangan seorang warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah rumah terletak di tengah reruntuhan di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 16 Oktober 2023. /Dok. REUTERS-Mohammed Salem/

WartaBulukumba.Com - Di tengah kegelapan Gaza, seorang dokter yang berdedikasi tetap bergerak di meja operasi sederhana. Dalam kekurangan obat bius dan listrik yang mati, dia menunjukkan ketabahan yang luar biasa. Dengan berani, dokter itu memulai operasi yang mendesak di bawah cahaya ponsel yang dipegang rekannya. 

Kisah-kisah memilukan seperti ini terjadi setiap hari di Gaza. Rumah sakit-rumah sakit di kota terpadat dan paling mencekam di dunia ini tengah berjuang keras untuk mencari pasokan bahan bakar guna menjaga suplai listrik ruang rawat kritis dan ruang operasi tetap menyala dan melanjutkan misi penyelamatan bagi para pasien luka yang terus mengalir.

Kekurangan serius pasokan medis, termasuk ventilator, memaksa tim medis memprioritaskan nyawa yang masih dapat diselamatkan daripada yang perlu perawatan intensif, ujar Dr. Mohammed Qandeel, yang bertugas di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, diwartakan Associated Press pada Ahad, 22 Oktober 2023. 

Baca Juga: Analis militer ungkap jenis bom yang hancurkan Rumah Sakit Baptis di Gaza hanya dimiliki AS dan sekutunya

"Setiap hari, ketika kami menerima sepuluh pasien berluka parah, kami harus mengelola mereka dengan hanya tiga atau lima tempat tidur di ICU yang tersedia. Kami harus memilih siapa yang harus menghadapi kematian, atau kami rawat di unit perawatan biasa dengan perawatan terbatas, karena sebagai tim medis, di antara dua pasien dalam kondisi hidup dan mati, kami harus memberikan ventilator kepada pasien yang berpeluang lebih besar untuk pulih dalam 24 jam," ungkapnya dengan wajah sedih.

Luka yang Tidak Biasa

Sebuah laporan mengejutkan dari seorang dokter di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza telah mengungkapkan kondisi yang mengkhawatirkan. Dokter yang tidak disebutkan identitasnya ini menyoroti luka yang tak biasa pada para korban serangan Israel. Luka ini ternyata begitu serius sehingga menyebabkan kematian dalam 100 persen kasus.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera, dokter tersebut menjelaskan bahwa para korban awalnya dibawa ke rumah sakit dalam kondisi luka, tetapi luka ini memicu komplikasi serius. Luka tersebut dinyatakan sebagai luka bakar tingkat empat yang menutupi seluruh tubuh. Ini adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi, bahkan bagi para dokter yang telah menangani korban serangan Israel sebelumnya.

Baca Juga: Melanggar Konvensi Jenewa! Israel gunakan senjata kimia serang Gaza

Dokter Ahli Bedah Ghassan Abu Sitta dari RS As Syifa, yang menjadi rujukan utama bagi korban serangan ini, menyatakan bahwa petugas medis telah kehabisan obat untuk menangani korban luka bakar. Situasinya sangat mengkhawatirkan, dengan lebih dari 70 orang terluka parah, termasuk 80 persen anak-anak.

Penting untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang senjata atau amunisi apa yang menyebabkan luka serius ini. Ini adalah momen yang mengharuskan dunia untuk bersatu dalam menyelesaikan konflik ini dan menghindari penderitaan yang lebih besar. Kami berharap agar situasi ini dapat segera menemukan solusi damai yang akan mengakhiri penderitaan yang dialami oleh para korban di Gaza.

Rumah Sakit Al Aqsa di Deir al-Balah mengaku kewalahan setelah Gaza yang biasanya sepi ini mendapat serangan udara dari Israel pada hari Kamis. Para dokter di rumah sakit tersebut bahkan kelelahan hingga putus asa menghadapi banyaknya jenazah. Dalam jangka waktu 8 jam, rumah sakit telah menerima 31 jenazah.

Jenazah tersebut diangkut dengan menggunakan tuk-tuk roda tiga yang penuh sesak. Hampir dua minggu sejak serangan Hamas yang menghancurkan di Israel Selatan, militer Israel tanpa henti menyerang Gaza sebagai tanggapannya.

Baca Juga: Zionis mengebom rumah sakit di Gaza tewaskan lebih 800 orang picu gelombang amarah dunia internasional

Serangan Zionis Tidak Pernah Berhenti

Serangan udara Israel terus menghantam lokasi-lokasi di Jalur Gaza, termasuk bagian selatan yang seharusnya dinyatakan Israel sebagai zona aman.

Akibatnya hal ini meningkatkan ketakutan bagi 2 juta lebih warga Palestina. Warga Palestina merasa terjebak di wilayahnya.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyebut 3.785 warga Palestina tewas dan lebih dari 12.500 lainnya terluka. Sementara seorang juru bicara militer Israel juga mengatakan lebih dari 1.400 orang di Israel tewas dan 206 keluarga diyakini telah ditangkap oleh Hamas dan dibawa ke Gaza.

Baca Juga: Rakyat Palestina bersumpah tidak akan meninggalkan Gaza sejengkal pun kecuali menjadi syuhada

Serangan terus menerus yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza telah mempusha warga sipil ke dalam kondisi yang semakin terancam.

Setelah menghadapi gelombang serangan udara yang menghancurkan rumah-rumah dan fasilitas penting, warga Gaza kini menghadapi ancaman serangan darat dari pasukan Israel.

Serangan-serangan udara yang dilancarkan Israel berhari-hari telah menimbulkan kehancuran yang luar biasa di Gaza. Gedung-gedung apartemen, rumah sakit, dan infrastruktur sipil lainnya menjadi sasaran serangan yang mengakibatkan banyak korban sipil tak bersenjata.

Namun, ketakutan terbesar harus datang bagi warga Gaza saat ini dengan potensi serangan darat Israel. Pasukan Israel telah memperkuat posisinya di perbatasan Gaza dan mengerahkan pasukan tambahan serta peralatan militer.

Warga sipil Gaza hidup dalam kecemasan yang mendalam, tak tahu kapan serangan darat bisa terjadi dan dengan kekuatan apa pasukan Israel akan melancarkannya.***

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah