Langkah kontroversial Jepang membuang limbah nuklir ke Samudera Pasifik!

- 27 Agustus 2023, 14:31 WIB
Ilustrasi limbah nuklir.
Ilustrasi limbah nuklir. /Pikiran Rakyat

Terakhir, mereka akan melakukannya dengan perlahan. Dibutuhkan beberapa dekade untuk mengosongkan semua tangki ini.

Seiring berjalannya waktu, lebih dari satu juta ton air limbah terolah telah menumpuk di bekas PLTN Fukushima yang terpapar tsunami pada tahun 2011. 24 Agustus menjadi titik awal rencana ini, saat Jepang memutuskan untuk mengalirkan air ini ke Samudera Pasifik.

Menakik BBC News pada Sabtu, 26 Agustus 2023, meskipun dukungan datang dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sebuah lembaga pengawas nuklir PBB, rencana ini menjadi pusat kontroversi di Jepang sendiri. Publik merasakan gelombang kekhawatiran akan efek kontaminasi yang mungkin timbul.

Kesenjangan pandangan juga mencuat dari industri perikanan, yang terancam oleh potensi penurunan minat konsumen terhadap produk laut akibat ketidakpastian dampak yang mungkin terjadi.

China menyuarakan keprihatinan akan pembuangan yang dinilai sebagai tindakan sembrono dan merusak. Mereka merujuk Jepang sebagai pihak yang menggunakan laut sebagai "tong sampah pribadi," dan menyoroti pandangan yang dianggap tendensius oleh IAEA.

Di sisi lain, Korea Selatan, meskipun pemerintahnya menyatakan persetujuan, juga menghadapi penentangan dari sebagian warganya.

Mengapa langkah ini mendapat kontroversi dan bagaimana tepatnya proses pengeluaran air limbah nuklir ini?

Tepat di tengah-tengah medan perdebatan yang panas ini, PLTN Fukushima adalah titik fokus. Sejak gelombang tsunami yang mengguncangnya, air digunakan untuk mendinginkan bahan bakar reaktor. Sayangnya, hal ini menghasilkan air terkontaminasi yang harus dikelola.

Namun, lebih dari sekadar jumlahnya, mengelola limbah menjadi masalah. Lebih dari seribu tangki besar digunakan untuk menyimpan air tersebut, dan Jepang merasa perlu untuk merelokasi lahan yang saat ini digunakan oleh tangki-tangki tersebut. Lahan ini akan dialihfungsikan untuk membangun fasilitas baru yang menjamin penghentian operasi PLTN dengan aman.

Dengan risiko tangki-tangki tersebut roboh dalam bencana alam, pembuangan air terolah ke laut menjadi pilihan yang diambil.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah