WartaBulukumba - Kota-kota yang berbaris dalam harapan masa depan Turki sejenak meningalkan trauma gempa dahsyat Februari lalu.
Turkiye yang sedang mencari pemimpin terpilih yang terbaru melalui pesta demokrasi kini akan melesat memasuki putaran kedua Pemilu dalam suhu politik tertinggi dalam 100 tahun negeri itu.
Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan menghadapi tantangan kuat dari kandidat oposisi, Muharrem Ince.
Baca Juga: Zelenskyy mencari dukungan militer dari pemimpin G7
Kedua kandidat telah menjadikan perekonomian sebagai isu sentral dalam kampanye mereka, dengan Erdogan berjanji untuk melanjutkan kebijakan ekonominya dan Ince berjanji untuk melakukan perubahan besar.
Erdogan telah berkuasa selama 16 tahun, dan ekonomi Turki tumbuh secara signifikan di bawah kepemimpinannya.
Kendati demikian, perekonomian juga terganggu oleh inflasi yang tinggi dan mata uang yang lemah. Dalam beberapa bulan terakhir, inflasi telah mencapai rekor tertinggi, dan lira telah kehilangan setengah nilainya terhadap dolar.
Baca Juga: Malaysia mengutuk serangan terbaru di Masjid Al Aqsa
Ince, mantan menteri ekonomi, mengkritik kebijakan ekonomi Erdogan.
Melansir Al Jazeera pada Ahad, 21 Mei, 2023, Ince berjanji untuk menaikkan suku bunga, menurunkan pajak, dan menciptakan lapangan kerja. Ince juga mengatakan bahwa dia akan merundingkan kembali keanggotaan Turki di Uni Eropa.
Hasil putaran kedua presiden akan berdampak besar pada perekonomian Turki. Jika Erdogan menang, dia kemungkinan akan melanjutkan kebijakan ekonominya saat ini.
Baca Juga: Pasukan Rusia mundur dekat kota Bakhmut di Ukraina Timur
Ini dapat menyebabkan inflasi lebih lanjut dan lira yang lebih lemah. Jika Ince menang, dia kemungkinan besar akan membuat perubahan ekonomi yang signifikan. Hal ini dapat menyebabkan periode ketidakpastian dan ketidakstabilan.
Perekonomian Turki berada di persimpangan jalan. Hasil putaran kedua presiden akan menentukan arah perekonomian di tahun-tahun mendatang.***