Riyadh dan Washington menyambut "pembicaraan pra-negosiasi" antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, dan mendesak mereka untuk secara aktif terlibat setelah banyak gencatan senjata yang dilanggar.
Tapi ada tanda-tanda awal bahwa kedua belah pihak tetap tidak mau berkompromi untuk mengakhiri pertumpahan darah.
Di kota Bahri di seberang Sungai Nil dari Khartoum, pesawat tempur terdengar semalaman dan ledakan mengejutkan penduduk.
Baca Juga: Sejarah panjang perang saudara di Sudan dimulai sejak tahun 1956
"Kami tidak meninggalkan rumah karena kami takut peluru nyasar," kata seorang penduduk setempat yang menyebut namanya Ahmed.
Seorang saksi mata di Khartoum Timur melaporkan bentrokan senjata dan serangan udara di daerah pemukiman pada hari Sabtu.***