199 hari agresi Israel Penjajah: Serangan darat berlanjut ke Rafah

23 April 2024, 12:45 WIB
Unit Sniper Brigade Al Qassam Hamas /Tangkapan layar video Brigade Al Qassam Hamas

WartaBulukumba.Com - Di tengah lanskap yang gersang, koloni baja—kendaraan lapis baja dan tank Israel Penjajah—melahap jarak dengan langkah-langkah berat bergerak seperti lautan besi yang bengis menuju Rafah. Terlihat dalam sebuah video yang beredar di media sosial

Sementara itu, Rafah, berdiri di ambang cakrawala, menantikan kedatangan monster-monster logam ini dengan ketegangan sebuah kota yang menunggu badai.

Seperti yang ditekankan Netanyahu, invasi darat ke Rafah akan berjalan sesuai rencana, aksi ini dicurigai buntut dari bantuan militer senilai miliaran dolar dari AS kepada Israel Penjajah.

Baca Juga: 'Israel' agresor dan Amerika Serikat yang hipokrit, lantas di mana seharusnya posisi Indonesia?

Dalam video yang diunggah Palestine Info Center, serangan Israel Penjajah terhadap sebuah rumah di Deir Al Balah di Gaza tengah pada Selasa, 23 April 2024, menyapu bersih rumah tersebut beserta penghuninya dan meninggalkan kawah besar. Tim penyelamat terus mencari korban.

Selama 199 hari yang terasa tak berujung, bunyi ledakan pertempuran menjadi irama sehari-hari di Jalur Gaza.

Pada Senin malam kemarin, Brigade Al Qassam melancarkan serangkaian operasi di Beit Hanoun. Mereka menggunakan peluru "Al-Yassin 105" untuk menghancurkan buldoser militer Israel Penjajah.

Kamp pengungsian yang dipenuhi tenda telah dibombardir oleh Zionis. Serangan udara menghantam sebuah kamp pengungsi Palestina di Rafah, menghancurkan tenda-tenda.

Baca Juga: Jika merujuk ramalan Nostradamus, Iran serang Israel Penjajah pertanda dimulainya Perang Dunia III?

Hamas mengecam komentar Menlu AS Blinken

 

Dalam rilis resminya pada Selasa, Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengecam komentar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken baru-baru ini, yang menuduh gerakan tersebut menghalangi pencapaian kesepakatan.  

"Pernyataan Blinken tidak sesuai dengan kenyataan, dan bertentangan dengan kebenaran yang menegaskan bahwa Hamas telah menunjukkan fleksibilitas lebih dari sekali untuk memfasilitasi pencapaian kesepakatan guna menghentikan perang genosida dan agresi terhadap rakyat kami," demikian pernyataan Hamas.

Baca Juga: Perbandingan kekuatan militer Iran vs Israel Penjajah, siapa yang lebih unggul?

"Fleksibilitas kita bertabrakan dengan sikap keras kepala dan penundaan Netanyahu dan pemerintahannya, yang menghalangi tercapainya perjanjian dan berupaya memperpanjang perang sengit mereka terhadap rakyat kita. Masalah tahanan Israel bukanlah prioritas mereka," lanjut pernyataan Hamas.

"Tuntutan Hamas dan kelompok perlawanan sudah jelas sejak hari pertama, tuntutan yang sama juga disampaikan pada bulan Maret lalu, yang disambut baik oleh semua pihak dan mediator; gencatan senjata permanen, penarikan pasukan pendudukan Israel, pemulangan para pengungsi ke rumah mereka di seluruh wilayah Jalur Gaza, mengintensifkan upaya bantuan, dan memulai rekonstruksi.  Peran penuh Amerika sebagai mitra dalam perang genosida terhadap rakyat kami, yang terus mendukung 'Israe'l dengan senjata, amunisi, dan perlindungan politik, melengkapi peran permusuhannya terhadap rakyat kami melalui tuduhan palsu terhadap Hamas," tandas pernyataan Hamas.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler