Gaza: Narasi kesedihan dan kekuatan rakyat Palestina di tengah puing

28 Januari 2024, 22:57 WIB
Bantuan Mushaf Al Quran bantuan dari rakyat Indonesia buat warga Gaza yang disalurkan Sahabat Al Aqsha. /X.com/@sahabatalaqsha

WartaBulukumba.Com - Di bawah langit kelabu, di salah satu sudut Gaza yang luluh lantak, seorang bocah lelaki duduk sendiri, dipeluk oleh dinginnya udara yang terasa sampai ke tulang. Butiran hujan menari turun dari langit, membasahi rambut dan pakaian tipisnya. Tubuhnya menggigil, menahan dingin yang menggigit.

Di hadapannya, sebuah tempat sampah yang agaknya berfungsi sebagai perapian menawarkan sedikit kehangatan. Ia menjulurkan kedua tangannya, mencari hawa pengusir dingin.

Api kecil yang berkerdip lemah mencoba menyaingi dingin yang menyeruak. Asap tipis meliuk-liuk, bagai lukisan abstrak yang terbentang di udara dingin. Dengan mata yang sembab, ia menatap api itu, mencari secuil harapan di tengah kebekuan yang memeluknya. Bocah lelaki itu hanya satu dari sejuta cerita kepedihan di Gaza. Videonya beredar luas di media sosial. 

Baca Juga: Hamas mengendalikan sepenuhnya perang di Gaza, Zionis terus menarik mundur pasukannya

Menadah air hujan

Sebuah video lainnya yang beredar luas di media sosial, di tengah reruntuhan Gaza, seorang pemuda Palestina berdiri, siluetnya melawan langit yang kelabu.

Dia, dengan tangan yang keras oleh kehidupan, mengulurkan sebuah panci lusuh, menangkap air hujan yang jatuh dari langit yang tak lagi biru. Ia menceduk air hujan yang tertinggal di atas tenda. Setiap tetes, bagai mutiara dari langit, adalah harapan yang murni di tanahnya yang lara.

Atap tendanya, tempat air berkumpul, menjadi sumber kehidupan di tengah pengepungan. Di kejauhan, bantuan kemanusiaan, pemberian dunia yang terhenti oleh tangan-tangan Zionis, hanya menjadi bayangan. Namun, di dalam tetes hujan itu, dia menemukan ketabahan, menelan setiap kegetiran dengan keberanian.

Baca Juga: Tiga bulan perang di Gaza pasukan Zionis hanya punya 4 opsi: Tewas, cacat, disandera, dan gila

Dalam video yang diunggah media Khaberni di X, sebuah pesan dari seorang ibu Palestina yang terpaksa melarikan diri dari Khan Yunis oleh kebrutalan pendudukan mengatakan: “Pesan saya adalah bahwa Allah cukup bagi saya dan Dia adalah pengatur segala urusan.”

Video yang juga meremukkan hati adalah tentang Salsabil. Di tengah reruntuhan dan deraian air mata, Salsabil, seorang remaja putri Gaza, menatap kehampaan.

Ia berkisah tentang dirinya yang berjalan menempuh perjalanan berkilo-kilometer dari utara ke selatan, telanjang kaki. Dia berjalan di antara puing, di samping mayat-mayat yang terbujur. Lalu dia harus mendenga kabar pedih, adiknya syahid.

Sejumlah video lainnya yang beredar di media sosial menunjukkan kehancuran yang tak terperikan; masjid-masjid diruntuhkan, imam dan da’i dibunuh, Al-Quran dibakar serdadu Zionis.

Baca Juga: Hari ke 100 perang di Gaza: Pejuang Palestina hancurkan lebih 60 persen kendaraan tempur Zionis

Mushaf Al Quran buat Gaza

Di tengah keputusasaan ini, sebuah sinar harapan muncul dari Indonesia. Organisasi amal Sahabat Al Aqsha mewakili keluarga-keluarga Indonesia mengirimkan Mushaf Al-Quran, selimut, air, makanan, susu, matras, uang, dan banyak lagi untuk menghibur hati keluarga Gaza di pengungsian.

Al-Quran, di tengah tragedi, menjadi kiriman terbaik karena menghubungkan mereka dengan iman dan ketabahan.

Dalam salah satu unggahannya di platform X pada Sabtu, Sahabat Al Aqsha menuturkan bahwa di musim panas 2023, di Gaza, ada dua bocah, Khalil, 14 tahun, dan Alia, 9 tahun, yang menjadi hafizh dan hafizhah.

Dua bocah itu mengkhatamkan Al-Quran dalam sekali duduk, sebuah pencapaian yang menakjubkan di tengah kekacauan. Al-Quran bagi mereka bukan sekadar teks suci, melainkan sumber kekuatan dan penguatan. Kini, ada mushaf buat mereka. 

"Dengan izin Allah, kita kirim selimut, air, makanan, susu, matras, uang dan banyak lagi lainnya bagi keluarga #GazaKita. Tapi Al-Quran tetap kiriman terbaik sebab bencana terbesar adalah bila putus hubungan manusia dengan Al-Quran!" unggah Sahabat Al Aqsha di X, dikutip pada Ahad, 28 Januari 2024.

Sahabat Al Aqsha juga mengunggah foto-foto momen penyaluran bantuan air minum dari dermawan Indonesia buat warga Gaza.

"Terima kasih Baitul Maal Merapi Merbabu dan para muhsinin. Semoga Allah membalas dengan sempurna di dunia dan akhirat," tulis Sahabat Al Aqsha di akun X-nya.

Pejuang Palestina tetap teguh dalam perlawanan

Bagaimana perkembangan terkini dari front-front pertempuran? Media Ibrani, Yedioth Ahronoth mewartakan pada Sabtu, pertempuran di Khan Yunis lebih sengit dan lebih lama dari semua pertempuran yang terjadi di Jalur Gaza utara. Pejuang Hamas tidak bersembunyi di sana, melainkan muncul dari terowongan dan tempat lain dan melawan pasukan militer.

Media Hebrew Walla News melaporkan dan memperlihatkan sebuah video, tentara pendudukan yang meninggalkan Gaza menggantungkan spanduk di kendaraan militer menuntut pemindahan tentara dari Gaza, karena mereka menganggap perang telah gagal mencapai tujuannya.

Di situs yang sama, mereka berkata: "Jika tingkat politik dan militer tidak mampu menyelesaikan perang, mereka harus mengevakuasi tempat tersebut jika tidak mampu."

Pada Oktober 2023 lalu. Al Qassam merilis sebuah poster ini yang berisi pernyataan sampai saat ini pasukan elite mereka belum diturunkan, padahal sudah lama menunggu pasukan elite gabungan 'Israel', AS, Inggris, Perancis dan sekutu lainnya.

Adalah sebuah fakta, stok tank Merkava dan kendaraan militer milik Zionis sudah sangat menipis. Sejauh ini sudah lebih 1600 kendaraan militer mereka di hancurkan pejuang Palestina. Rudal Iron Dome tidak mampu lagi dibeli. Ditambah lagi krisis bahan bakar pesawat. Lebih 6 ribu tentara Zionis tewas. Ribuan cacat permanen. Puluhan ribu lainnya mengalami gila.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler