Hari anti-Islamophobia 15 Maret, Imam Shamsi Ali: 'Itu hanya resolusi PBB yang tidak mengikat'

15 Maret 2023, 18:56 WIB
Imam Shamsi Ali /Instagram.com/@imamshamsiali

 

WartaBulukumba - Berbagai titik di negara-negara di dunia hari ini sedang larut dalam momentum peringatan Hari Anti-Islamophobia 15 Maret.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menjadikan 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk memerangi Islamophobia. Di sana tersemat narasi: "Mengambil tindakan nyata dalam menghadapi meningkatnya kebencian, diskriminasi, dan kekerasan terhadap Muslim".

Sebuah pandangan menarik dilontarkan oleh Imam Besar Masjid New York Amerika Serikat, Imam Shamsi Ali.

Baca Juga: Hujan cacing di Beijing China, fenomena serupa pernah terjadi di Florida AS namun hujan Iguana

Putra Bulukumba asal Kajang ini mengungkapkan bahwa Hari Anti-Islamophobia memang patut disyukuri. Namun Imam Shamsi memberikan catatan.

"Tentu kita harus bersyukur bahwa akhirnya setelah sedemikian lama Islamophobia seolah hal biasa, bahkan disengaja dan dikembangkan, akhirnya PBB mengadopsi resolusi tersebut. Tapi umat tidak boleh euforia dengan diadopsinya resolusi 'peperangan kepada Islamophobia itu' oleh Sidang Majelis Umum tahun lalu dan ditetapkannya tanggal 15 Maret sebagai Hari Memerangi Islamophobia," tutur Imama Shamsi Ali kepada WartaBulukumba.com melalui WhatsApp sat dimintai tanggapan paad Rabu, 15 Maret 2023.

Imam Shamsi Ali menekankan bahwa resolusi Sidang Majelis Umum PBB tersebut sebenarnya tidak mengikat.

Baca Juga: Zelenskiy klaim pasukan Ukraina di Bakhmut membunuh lebih 1.100 tentara Rusia dalam beberapa hari terakhir

"Pertama, karena itu hanya resolusi SMU PBB yang tidak mengikat. Kedua, akan banyak ditentukan oleh negara anggota PBB, termasuk Indonesia," jelasnya.

Tidak ada regulasi yang jelas dalam menangani Islamophobia di berbagai penjuru dunia. Resolusi itu lalu terkesan 'mengambang'.

"Apakah Ada perundang-undangan yang dirumuskan agar tidak lagi terjadi Islamophobia atau tidak? Kalau tidak maka resolusi itu hanya serenmonial semata. Harapan saya pemerintah Indonesia harus merumuskan perundangan-undangan mengatur Islamophobia ini. Tentu juga umat dituntut untum selalu sadar tentang Islamophobia dan bangkit melakukan perlawanan (combating) tentu sesuai aturan yang ada," urainya.

Baca Juga: Wagner telah menguasai sebagian besar wilayah timur Bakhmut

Imam Shamsi Ali lalu memberikan pandangan ihwal cara terbaik melawan Islamophobia.

"Cara terbaik untuk melawan Islamophobia itu dengan umat melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Buktikan bahwa Islam itu adalah agama rahmah, agama yang tidak menakutkan," pesannya.

Tahun lalu, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi bulat yang diajukan oleh Pakistan atas nama Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menganggap hari ini sebagai Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia.

Baca Juga: Senat AS menyetujui RUU untuk menjadikan waktu musim panas permanen

PBB mengatakan bahwa laporan pelapor khusus PBB baru-baru ini tentang kebebasan beragama atau berkeyakinan menunjukkan bahwa "kecurigaan, diskriminasi, dan kebencian langsung terhadap Muslim telah mencapai 'proporsi epidemi'”.

Dikutip dari Al Jazeera pada Rabu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan bahwa langkah tersebut adalah “seruan untuk bertindak untuk membasmi kebencian anti-Muslim”

“Diskriminasi melemahkan kita semua. Kita harus menentangnya. Hari ini dan setiap hari, kita harus melawan kekuatan perpecahan dengan menegaskan kembali kemanusiaan kita bersama,” katanya di Twitter.***

 

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler