Depresi berat akibat dipaksa setubuhi kucing dan dipukuli, bocah SD di Tasikmalaya meninggal

21 Juli 2022, 18:23 WIB
Ilustrasi perundungan - Tak berperi kemansiaan, seorang bocah SD di Tasikmalaya dipaksa setubuhi kucing dan dipukuli /PMJNews/

WartaBulukumba - Kisah menyedihkan itu mengelam dari sebuah rumah gubuk berdinding bilik dan papan di Tasikmalaya.

Sepasang suami istri bertutur dengan nada dan wajah sedih tentang putra mereka yang meninggal dunia setelah didera depresi berat.

Ad (41) dan Ti (39), warga Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, masih dirubung duka.

Baca Juga: Pemeran dalam video berbau pornografi di Bulukumba kembali membuat 'konten'

Mereka mengungkapkan pengalaman pahit yang dialami anak lelaki mereka, PH, bocah SD berumur 11 tahun.

Perundungan yang diduga dilakukan teman-temannya mengakibatkan PH mengalami depresi berat dan akhirnya meninggal dunia.

Murid kelas VI sekolah dasar di Kecamatan Singaparna sering mengeluhkan sakit pada tenggorokan akibat sering dipukuli teman sepermainan.

Baca Juga: Albar GMI akui keliru atas dugaan korupsi Bupati Bulukumba

Sadisnya lagi, bocah SD yang malang itu pernah sempat mengaku bahwa dirinya dipaksa menyetubuhi kucing.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, menjelaskan, awal kejadian pperundungan tersebut mencuat setelah bberedar sebuah rekaman video di media sosial.

Video tersebut menunjukkan korban yang dipaksa sejumlah orang yang diduga teman-temannya untuk menyetubuhi kucing.

Baca Juga: Bulukumba geger, pria Barugae tikam calon istri sendiri

"Korban diduga sempat mengalami dugaan perundungan, sampai depresi, dan akhirnya meninggal dunia. Bentuk perundungannya adegan tidak senonoh. Korban dipaksa dan diancam teman sepermainan nya," tutur Ato Rinanto, Rabu 20 Juli 2022.

Akibat kerap menjadi korban perundungan, anak kedua dari pasangan Ad dan Ti itu terlihat murung dan enggan keluar rumah.

Bahkan, korban enggan makan dan minum hingga kesehatannya terganggu hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit.

Baca Juga: Penjual sabu di Bulukumba ini tak mengira pembelinya ternyata polisi yang menyamar

Sayangnya, nyawa bocah SD tersebut tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

"Kedua orangtua korban masih belum stabil kondisi psikisnya. Oleh karena itu, kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologis, juga mungkin mendampingi dalam proses hukumnya," kata Ato Rinanto.

Sementara itu penjelasan dari Panit Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi santoso, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan ihhwal kasus tersebut.

Baca Juga: Hacker Indonesia asal Pekanbaru diburu FBI setelah bobol akun Coinbase warga AS

Kendati demikian, pihaknya segera ke lokasi untuk melakukan pendalaman dan penyelidikan.

"Kami belum menerima laporan. Namun, anggota kami segera ke lokasi untuk proses pendalaman," ujar Dwi Santoso.

Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com berjudul "Tak Hanya Dipaksa Setubuhi Kucing, Bocah SD di Tasikmalaya Juga Sempat Dipukuli".***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler