WartaBulukumba.Com - Gelap malam turun dari langit Bulukumba saat lampu-lampu kecil mulai menyalakan harapan di Dusun Pandang-Pandang, Desa Bajiminasa, Kecamatan Rilau Ale.
Kopi dan kue disajikan, di luar ada cahaya bulan mengintip di antara dedaunan. Dana Mitra Tani (DMT) Bulukumba membuka pojok diskusi dengan para petani penyadap aren.
Dari ruas-ruas bambu hingga atap daun rumbia, petani dan keluarganya berkumpul, menyulam asa dalam semburat rembulan, mendiskusikan potensi emas hijau yang tersembunyi dalam sabut dan sirup aren.
Baca Juga: Harmoni hijau dan manis di DAS Balangtieng: Kisah Dana Mitra Tani dan petani gula aren di Bulukumba
Potensi sapu ijuk dan sirup aren
![Ketua DMT Bulukumba bersama para petani aren dan pengrajn sapu ijuk./WartaBulukumba.Com](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/05/22/2710764171.jpeg)
Ketua DMT, Sri Puswandi, mengurai benang-benang pengetahuan tentang standar produksi gula merah dan seni berkelompok dalam koperasi.
“Pengembangan produk turunan dari aren, seperti sapu ijuk, bukan hanya tentang inovasi, tetapi juga tentang merawat warisan dan meningkatkan nilai ekonomi yang dapat diperoleh dari alam,” kata Sri Puswandi kepada WartaBulukumba.Com saat ditanya ihwal diskusi tersebut, Rabu, 22 Mei 2024.
Desa Bajiminasa, yang tanahnya subur dihiasi deretan pohon aren, menggenggam potensi tak terhingga.
Baca Juga: DAS Balangtieng, para 'penjaga nektar bumi' dan Dana Mitra Tani Bulukumba