WartaBulukumba.Com - Malam jatuh di Dusun Palipungan, salah satu sudut Desa Bajiminasa, saat cahaya bulan mengintip dari sela daun-daun pohon aren, seusai hujan merintik dari langit Bulukumba.
Aroma tanah tercium jelas di antara belukar dan rumah-rumah sederhana. Di malam-malam yang tenang, bersama kopi dan kue-kue, pertemuan-pertemuan penting terus berlangsung.
Ketua Dana Mitra Tani (DMT) Bulukumba, Sri Puswandi, mengungkapkan, petani aren lokal menjadi tulang punggung produksi gula aren, komoditas penting yang tidak hanya mendukung perekonomian daerah tapi juga keberlangsungan lingkungan sekitar.
Mekanisme Pertemuan Kelompok
DMT telah menjadi inisiator penting dalam pengembangan dan pendampingan komunitas penghasil gula aren merah di 12 desa sekitar wilayah DAS Balangtieng, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Program ini didukung oleh GEF SGP Indonesia, Yayasan Bina Usaha Lingkungan, UNDP, dan Balang Institute, program ini tidak hanya fokus pada peningkatan ekonomi tetapi juga pada pemulihan dan perlindungan ekosistem lokal.
"Pertemuan seperti ini kami lakukan secara intensif, terutama malam hari. Di siang hari, para petani sibuk dengan berbagai aktivitas seperti menyadap aren, beternak, serta bertani atau berkebun," kata Sri Puswandi kepada WartaBulukumba.Com pada Senin, 22 April 2024.
Menurutnya, malam adalah waktu yang tepat untuk merenung dan mendiskusikan banyak hal, termasuk standar kualitas proses produksi hingga persiapan pembentukan koperasi.