"Justru dengan bantuan AI, saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan akurat. Saya hanya perlu memberikan tema atau konsep yang diinginkan, dan AI akan menampilkan beberapa pilihan kata kunci dan frasa yang dapat digunakan dalam penulisan. Dengan begitu, saya dapat menyusun kalimat dengan mudah tanpa harus berpikir terlalu keras," ungkapnya.
Meskipun begitu, Jenny mengaku tidak sepenuhnya bergantung pada AI. Ia masih memeriksa setiap kata dan kalimat yang ditulisnya, memastikan semua kalimat yang disajikan adalah benar dan mudah dipahami oleh pembaca.
Copywriting bisa digunakan dalam berbagai bentuk media seperti iklan cetak, iklan televisi, iklan radio, iklan online, brosur, katalog produk, halaman penjualan, dan banyak lagi.
Seorang copywriter harus memiliki kemampuan untuk menarik perhatian pembaca, menyajikan informasi secara jelas dan persuasif, serta menghubungkan produk dengan kebutuhan dan keinginan pembaca. Untuk menjadi seorang copywriter yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan menulis yang baik dan memahami teknik-teknik copywriting yang efektif.
Soal kekhawatiran banyak kalangan bahwa justru profesi copywriter, editor dan konten kreator adalah termasuk paling terancam oleh AI, Jenny memilih untuk tetap berpikir positif dan fokus pada pengembangan keterampilannya agar dapat terus bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif.
"Saya pikir, copywriting adalah seni dan teknik menulis teks promosi atau iklan dengan tujuan mempromosikan atau menjual produk atau layanan. Dalam seni, manusia berbeda dengan mesin. Tujuan utama dari copywriting adalah untuk menarik perhatian calon konsumen, mengkomunikasikan manfaat produk atau layanan, dan mendorong pembaca untuk mengambil tindakan tertentu, seperti melakukan pembelian atau mendaftar untuk layanan. Saya rasa, bagi saya, AI hanya pendukung yang mumpuni namun tak bisa menggantikan saya," urainya yakin.