Mulai 2035 hanya akan dijual mobil listrik di Eropa, ramah lingkungan versus pengurangan pekerja otomotif

- 17 Februari 2023, 11:16 WIB
Ilustrasi mobil listrik -
Ilustrasi mobil listrik - /Pixabay/andreas160578

WartaBulukumba -  Revolusi listrik melanda otomotif Eropa yang dalam tiga atau empat tahun terakhir, peralihan keras itu sudah identik dengan wajah industri mobil listrik Eropa.

 

Akhirnya, sebuah regulasi pun datang. Mulai tahun 2035, mobil-mobil baru yang meluncur di jalanan Eropa hanya dibolehkan bagi kendaraan komersial kecil yang netral iklim.

Ketok palu di Parlemen Uni Eropa menegaskan arah undang-undang tersebut, yang diputuskan hari Selasa, 14 Februari 2023.

Baca Juga: Tesla di posisi terdepan dalam perlombaan jual mobil bertenaga baterai

Perjalanan 'revolusi listrik' tetap saja dilibas kontroversi. Ternyata muncul perpspektif beragam terhadap konsekuensi undang-undang tersebut.

Mayoritas anggota parlemen – Sosial Demokrat, Hijau, dan Liberal – sepakat untuk mendukung penghapusan de facto pemakaian mesin berbahan bakar fosil. 

Kendaraan listrik yang sumber energinya mengandalkan baterai atau hidrogen akan mendominasi pasar pada tahun 2035, ungkap anggota parlemen Liberal Jan Huitema, penggagas undang-undang tersebut.

Berlandaskan aturan ini berarti industri otomotif sudah harus melakukan restrukturisasi dan penyesuaian dengan kondisi baru, kata Huitema. Iklim akan terlindungi dan ketergantungan pada negara pemasok bahan bakar fosil akan berkurang.

Baca Juga: Sony dan Honda patungan menjual mobil listrik pada tahun 2025

Komisaris Uni Eropa untuk Perlindungan Iklim, Franz Timmermans, mengatakan bahwa konversi industri mobil ke listrik sedang berlangsung di seluruh dunia.

"Suka atau tidak suka, revolusi industri sedang terjadi. Kita dapat memilih untuk menjadi yang terdepan atau kita dapat memilih untuk menyingkir dan membiarkan produksi di wilayah lain di dunia," kata Timmersmans di Parlemen Eropa di Strassbourg, dikutip dari Deutsche Welle pada Jumat, 17 Februari 2023.

Namun, anggota parlemen yang kritis di parlemen percaya bahwa restrukturisasi industri juga akan menyebabkan hilangnya banyak pekerjaan. Pabrik mobil Ford, yang berambisi memproduksi mobil listrik pada tahun 2030, mengumumkan hari Rabu akan memangkas 4.000 pekerjaan di Eropa, sebagian besar di Jerman.

Baca Juga: Tak ada suku cadang! Pembuat mobil listrik EV China menangguhkan produksi

Serikat industri logam juga memperingatkan bahwa banyak perusahaan yang dapat memindahkan produksinya ke luar negeri untuk menghemat biaya. Komisaris Uni Eropa Frans Timmermans menegaskan bahwa industri mobil di Eropa harus lebih dipromosikan.

"Cina akan meluncurkan 80 model baru mobil listrik hingga akhir tahun. Dan ini mobil bagus. Kita harus bisa bersaing dengan mereka," kata Timmermans. 

Emisi dari Kendaraan Listrik

Dikutip dari Afdc.energy.gov, kendaraan all-electric, kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV), dan kendaraan listrik hibrida (HEV) biasanya menghasilkan emisi knalpot yang lebih rendah daripada kendaraan konvensional, dan emisi knalpot nol saat hanya menggunakan listrik.

Baca Juga: Krisis chip semikonduktor bagi industri mobil, CFO Volkswagen sebut masih berlangsung sampai 2024

Emisi knalpot hanya satu faktor dalam mempertimbangkan emisi siklus hidup kendaraan; jalur bahan bakar bensin dan listrik juga memiliki emisi hulu yang perlu dipertimbangkan, yang meliputi penggalian, pemurnian, produksi, dan pengangkutan bahan bakar.

Memperkirakan emisi cradle-to-grave harus memperhitungkan emisi siklus bahan bakar (juga dikenal sebagai "well to wheels") dan emisi siklus kendaraan (produksi material dan kendaraan serta akhir masa pakai).

Emisi gabungan dari kendaraan dan produksi bahan bakar melalui penonaktifan kendaraan (yaitu, daur ulang atau pengikisan) disebut sebagai siklus hidup atau emisi cradle-to-grave.

Baca Juga: Krisis ekonomi melanda Sri Lanka sehingga Suzuki kekurangan kaca spion mobil

Sumber dan Emisi Listrik

Kendaraan all-electric dan PHEV yang hanya menggunakan listrik memiliki emisi knalpot nol, tetapi produksi listrik, seperti pembangkit listrik, dapat menghasilkan emisi.

Di wilayah geografis yang menggunakan sumber energi berpolusi relatif rendah untuk pembangkit listrik, kendaraan serba listrik dan PHEV biasanya memiliki keunggulan emisi siklus hidup yang sangat besar dibandingkan kendaraan konvensional serupa yang menggunakan bensin atau solar.

Di area dengan emisi listrik yang lebih tinggi, kendaraan serba listrik dan PHEV mungkin tidak menunjukkan manfaat emisi siklus hidup yang kuat.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x