Bisnis kuliner Ramadhan dan kopi kekinian: Sebuah sinergi budaya dan ekonomi

9 Maret 2024, 19:07 WIB
Ilustrasi kopi kekinian - Bisnis kuliner Ramadhan dan kopi kekinian: Sebuah sinergi budaya dan ekonomi /Pexels/Marcus Aurelius

WartaBulukumba.Com - Di saat langit menjelang petang menandai waktunya berbuka, Ramadhan membawa angin perubahan tidak hanya dalam kehidupan spiritual, tetapi juga dalam ritme ekonomi. Bulan suci ini, dikenal sebagai masa di mana konsumsi kuliner meningkat signifikan, merubah lanskap ekonomi di berbagai penjuru negeri.

Di antara tradisi dan kebiasaan yang terjalin, kopi, minuman yang telah lama menjadi sahabat di pagi hari, kini mengambil peran penting dalam menyambut waktu berbuka. Di bulan suci Ramadhan, menu kopi niscaya didominasi es kopi susu dan kopi kekinian lainnya yang lebih menyegarkan dibandingkan kopi yang panas.

Dalam buku kumpulan ulasan saintis berjudul "Sains Kopi Indonesia" yang diterbitkan Universitas Brawijaya Press pada 2019, bisa membantu kita menguak cakrawala bberpikir tentang daya gedor yang sangat dahsyat dari kopi, termasuk ekonomi.

Baca Juga: Bagaimana mengelola dana KUR BRI secara efektif?

Industri kuliner atau food and beverages (FnB) masih menjadi salah satu penopang utama ekonomi kreatif Indonesia. Pada tahun 2023, kontribusi industri kuliner mencapai 34% terhadap PDB

Dikutip dari laman Djkn.kemenkeu.go.id, industri kuliner di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2020 ke 2021 sebesar 2,54 persen. Pada tahun 2021, produk domestik bruto (PDB) industri makanan dan minuman nasional atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp1,12 kuadriliun.

Industri kuliner di Indonesia didominasi oleh restoran atau tempat makan. Pada tahun 2020, terdapat sebanyak 11.223 usaha kuliner yang tersebar di seluruh Indonesia.

Industri kuliner terus tumbuh dengan pesat. Kuliner merupakan kebutuhan sehari-hari dari masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman, kuliner tidak hanya menjadi produk konsumsi saja, melainkan saat ini kuliner sudah menjadi gaya hidup dari masyarakat. 

Baca Juga: Bulukumba dalam secangkir jahe: Kisah UKM Usaha Bunda di Desa Salassae

Dinamika Pasar Kuliner Ramadhan

Ramadhan membawa efek domino pada ekonomi kuliner. Restoran dan pedagang kaki lima merasakan lonjakan permintaan, terutama menjelang waktu berbuka.

Diversifikasi menu dan strategi pemasaran yang inovatif menjadi kunci sukses dalam meraih hati konsumen, sebagaimana diuraikan dalam buku "EKONOMI KREATIF : Inovasi, Peluang, dan Tantangan Ekonomi Kreatif di Indonesia" yang diterbitkan PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Baca Juga: Bulukumba dalam secangkir kopi di tengah alam: Seteguk kisah Cafe Sawah di Baturapa

Kopi dalam Budaya Kuliner Ramadhan

Di tengah suasana Ramadhan yang khusyuk, kopi menjadi sajian yang tak terpisahkan dari momen berbuka dan sahur. Kopi, yang telah menemani banyak peradaban dan generasi, di bulan Ramadhan ini mengambil bentuk yang lebih dari sekadar minuman.

Sejarah mencatat, kopi telah lama menjadi bagian dari tradisi kuliner di berbagai negara, khususnya di Timur Tengah, tempat kelahirannya. Di bulan Ramadhan, peran kopi berubah; ia menjadi simbol dari kehangatan dan persatuan, menyatukan beragam lapisan masyarakat dalam sebuah ritual berbuka puasa.

Beragamnya budaya menghasilkan variasi kopi yang unik selama Ramadhan. Di beberapa tempat, kopi disajikan dengan tambahan rempah-rempah seperti kapulaga atau kayu manis, memberikan nuansa dan kehangatan tersendiri yang melengkapi hidangan berbuka. Kopi tidak hanya dinikmati untuk kehangatannya, tetapi juga sebagai penanda waktu kebersamaan yang berharga.

Perkembangan kopi kekinian di Indonesia, bertransformasi menjadi elemen penting dalam kuliner Ramadhan.

Integrasi kopi dalam menu berbuka puasa menjadi trend yang sangat bisa dijelaskan karena terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Kafe-kafe menghadirkan kreasi kopi yang cocok untuk berbuka, menjadi favorit baru.

Bacalah buku "Demokrasi Rasa Kopi (Perspektif Milenial)" oleh Syarief Kate, penerbit Guepedia, untuk memahami betapa kopi ada di setiap relung kehidupan masyarakat Indonesia.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler