Harga sawit hari ini, ada yang 'tergelincir' dan ada yang 'licin tandas'

24 April 2022, 17:58 WIB
Ilustrasi foto mInyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) //pikiran-rakyat.com

WartaBulukumba - Ada yang 'tergelincir' dan ada yang 'licin tandas'. Lantas bagaimana harga sawit hari ini?

Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di Jambi pada periode 22-28 April 2022, mengalami kenaikan sebesar Rp317 dari Rp15.471 menjadi Rp15.788 per kilogram, sedangkan Tanda Buah Segar (TBS) turun Rp54 dari Rp2.997 menjadi Rp2.943 per kilogram dan inti sawit anjlok Rp3.222 dari Rp13.211 jadi Rp9.989 per kilogram.

"Hasil yang ditetapkan tim perumus kali ini hanya harga CPO yang naik, sedangkan TBS dan inti sawit mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya," kata Panitia Penetapan Harga TBS Sawit Provinsi Jambi, Putri Rainun pada Sabtu, ditakik WartaBulukumba.com dari Antara pada Ahad, 26 April 2022,

Telah terjadi kesepakatan tim perumus dalam satu rapat yang dihadiri para pengusaha koperasi dan kelompok tani sawit setempat dan berdasarkan peraturan menteri dan peraturan gubernur untuk penetapan harga CPO, TBS, dan inti sawit.

Baca Juga: Media luar negeri sorot Indonesia melarang ekspor minyak sawit penyebab kedelai melonjak ke rekor tertinggi

Berikut selengkapnya, harga TBS untuk usia tanam tiga tahun yang ditetapkan untuk periode kali ini adalah Rp2.943 per kilogram, usia tanam 4 tahun Rp3.128 per kilogram, usia tanam 5 tahun Rp3.273 per kilogram, usia tanam 6 tahun Rp3.411 per kilogram, dan usia tanam 7 tahun Rp3.497 per kilogram.

Kemudian untuk usia tanam 8 tahun senilai Rp3.570 per kilogram, usia tanam 9 tahun Rp3.642 per kilogram, usia tanam 10 sampai dengan 20 tahun Rp3.751 per kilogram, usia 21 hingga 24 tahun Rp3.636 per kilogram dan di atas 25 tahun Rp3.466 per kilogram.

Mengutip Kalbar Terkini pada 21 April, ekspor produk minyak sawit Malaysia selama periode 1-20 April turun antara 14% dan 18%.

Baca Juga: Krisis pangan global diperparah ketika Indonesia memperketat pembatasan ekspor minyak sawit

Adapun penurunan ekspor ini berbeda jika dibandingkan pekan lalu pada periode yang sama.

Sementara harga minyak mentah diperdagangkan lebih tinggi tetapi hanya naik tipis, setelah diguncang merosotnya pasokan dari Libya.

Dan ternyata di pengaruhi juga oleh prospek permintaan yang mengkhawatirkan karena Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya.

Media-media luar negeri menyorot Indonesia melarang ekspor minyak sawit yang menyebabkan kedelai melonjak ke rekor tertinggi.

Baca Juga: Lebih ramah lingkungan, perusahaan Malaysia meluncurkan pasar online pertama minyak sawit

Salah satu media luar negeri yang memberitakan yakni Reuters menurunkan laporan harga minyak kedelai melonjak ke rekor tertinggi pada hari Jumat.

Hal itu dipicu karena keputusan Indonesia untuk secara efektif melarang ekspor minyak sawit meningkatkan kekhawatiran tentang pasokan global minyak nabati alternatif yang sudah habis.

Hilangnya pengiriman dari Ukraina, pemasok utama minyak bunga matahari dunia, dan kekeringan di eksportir minyak kedelai utama dunia Argentina telah memicu kenaikan tajam harga minyak nabati global.

Baca Juga: Krisis ekonomi picu huru hara, Sri Lanka terpaksa menggandakan suku bunga untuk menjinakkan inflasi

Pengetatan pasokan minyak nabati terjadi karena pelonggaran pembatasan COVID-19 telah memicu lonjakan permintaan makanan dan bahan bakar nabati. Sementara penghancur biji minyak telah mengumumkan rencana untuk memperluas kapasitas pemrosesan, sebagian besar fasilitas baru tidak akan online setidaknya selama satu tahun, kata sumber industri.

Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik ke puncak 83,21 sen per lb pada hari Jumat, naik 4,5% hari ini dan rekor tertinggi, sebelum mundur kembali ke 81,42 -- masih rekor untuk kontrak berjangka yang paling aktif diperdagangkan.

Harga sekarang telah meningkat hampir 50% sepanjang tahun ini.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler