WartaBulukumba - Krisis pangan di depan mata dan benar-benar sudah memasuki 'rumah kita?'
Situasi itu disebut-sebut dipicu serangan militer Rusia ke Ukraina yang meningkat. Meskipun saat ini ada jeda gencatan senjata.
Kian parah ketika Indonesia memperketat pembatasan ekspor minyak kelapa sawit, menambah daftar negara-negara produsen utama yang berusaha untuk menjaga pasokan makanan penting di dalam wilayah mereka.
Baca Juga: Lebih ramah lingkungan, perusahaan Malaysia meluncurkan pasar online pertama minyak sawit
Konflik di Ukraina mengancam produksi biji-bijian global, pasokan minyak nabati dan ekspor pupuk, membuat harga komoditas dasar meroket dan mencerminkan krisis di pasar energi.
Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati yang paling banyak digunakan di dunia dan digunakan dalam pembuatan banyak produk termasuk biskuit, margarin, deterjen, dan cokelat. Harga minyak sawit telah meningkat lebih dari 50% tahun ini.
Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Rabu, 9 Maret 2022, Menteri Perdagangan Indonesia, Muhammad Lufti mengatakan pembatasan ekspor bertujuan untuk memastikan harga minyak goreng di dalam negeri tetap terjangkau konsumen.
Baca Juga: Senjata Rusia dan Ukraina bersaing di pameran pertahanan Saudi
Rusia dan Ukraina juga merupakan pemasok penting minyak nabati serta menyumbang hampir 30% dari ekspor gandum global.