Krisis ekonomi picu huru hara, Sri Lanka terpaksa menggandakan suku bunga untuk menjinakkan inflasi

- 10 April 2022, 11:00 WIB
Demonstran merobohkan pagar besi saat mereka mencoba memasuki jalan utama menuju gedung parlemen saat protes terhadap Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa di dekat gedung parlemen, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, 8 April 2022.
Demonstran merobohkan pagar besi saat mereka mencoba memasuki jalan utama menuju gedung parlemen saat protes terhadap Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa di dekat gedung parlemen, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, 8 April 2022. /REUTERS/Dinuka Liyanawatte

WartaBulukumba - Krisis ekonomi picu huru hara, Sri Lanka terpaksa harus menggandakan suku bunga untuk menjinakkan inflasi!

Presiden Gotabaya Rajapaksa menjalankan pemerintahannya bersama segelintir menteri yang tersisa setelah seluruh kabinetnya mengundurkan diri pekan ini.

Sementara itu oposisi dan beberapa mitra koalisi menolak seruan bagi pemerintah persatuan untuk menangani krisis ekonomi terburuk negara itu dalam beberapa dasawarsa.

Baca Juga: Tak ada suku cadang! Pembuat mobil listrik EV China menangguhkan produksi

Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Sabtu, 9 April 2022, Bank sentral Sri Lanka menggandakan suku bunga utamanya pada hari Jumat, menaikkan masing-masing sebesar 700 basis poin yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menjinakkan inflasi yang melonjak karena melumpuhkan kekurangan barang-barang pokok yang didorong oleh krisis ekonomi yang menghancurkan.

Negara yang berhutang banyak itu hanya memiliki sedikit uang yang tersisa untuk membayar impor, yang berarti bahan bakar, listrik, makanan dan, semakin, obat-obatan semakin menipis.

Protes jalanan telah diadakan hampir tanpa henti selama lebih dari sebulan, meskipun keadaan darurat lima hari dan jam malam dua hari.

Baca Juga: Krisis chip semikonduktor bagi industri mobil, CFO Volkswagen sebut masih berlangsung sampai 2024

Dewan moneter Bank Sentral Sri Lanka (CBSL) menaikkan fasilitas pinjaman tetap (LKSLFR=ECI) menjadi 14,50% dan fasilitas simpanan tetap (LKSDFR=ECI) menjadi 13,50%.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x