Fanspage Facebook WartaBulukumba.Com 'syahid' di-banned Meta! Gegara rutin bagikan link berita Palestina?

- 3 Desember 2023, 18:38 WIB
Ilustrasi. Facebook - Rutin beritakan Palestina, Fanspage Facebook WartaBulukumba.Com 'syahid' di-rudal Meta
Ilustrasi. Facebook - Rutin beritakan Palestina, Fanspage Facebook WartaBulukumba.Com 'syahid' di-rudal Meta /Reuters/Dado Ruvic./

"Kami membiarkan saja, tidak apa-apa fanspage Facebook 'syahid', masih bisa bikin lagi, lagi pula masih ada akun-akun kami di media sosial lainnya. Alhamdulillah tidak ada masalah sejauh ini," katanya.

Langkah pertama WartaBulukumba.Com sejauh ini, menurut Alfian, adalah untuk memahami dengan lebih mendalam kebijakan dari pihak platform digital dan meninjau ulang konten-konten yang mungkin menjadi perhatian sensitif.

Baca Juga: Donasi masyarakat Bulukumba untuk Palestina mengalir melalui BAZNAS

"Kami berkomitmen untuk tetap menyuarakan informasi yang akurat dan berimbang, sambil tetap memperhatikan kebijakan-kebijakan yang ada di berbagai platform digital," pungkasnya.

Portal berita WartaBulukumba.Com, sebagai bagian dari Pikiran Rakyat Media Network (PRMN), terus menghadirkan suara yang beragam, termasuk pandangan-pandangan yang memerlukan ruang dialog yang luas.

Meskipun keputusan penghapusan ini kemungkinan menimbulkan kecemasan bagi fanspage media-media lainnya, namun semangat untuk terus memberikan informasi yang berimbang dan relevan tetap menjadi fokus bagi WartaBulukumba.Com dalam mengemban perannya sebagai media yang bertanggung jawab.

Pembatasan konten Palestina secara global sejak 7 Oktober 

Organisasi non-pemerintah yang memantau dan mendokumentasikan pelanggaran digital terhadap konten Palestina, Sada Social, menemukan adanya upaya perusahaan media sosial untuk menghapus konten-konten tentang Palestina sejak meletus perang pada 7 Oktober.

Diwartakan kantor berita Palestina WAFA, Sada Social mengatakan bahwa ada upaya global untuk membungkam narasi Palestina dalam menceritakan peristiwa yang sedang terjadi, sementara pemerintah dan platform media sosial di seluruh dunia sepenuhnya mendukung dan mempromosikan narasi penjajah 'Israel'.

Menurut Sada Social, Uni Eropa telah meminta platform media sosial untuk menghapus konten-konten terkait Palestina. Platform-platform itu diberi waktu 24 jam untuk mengambil tindakan. Jika tidak, mereka diancam akan menghadapi konsekuensi hukum, didenda dan dilarang penggunaannya di Eropa.

Menanggapi eskalasi di Palestina, Facebook mengubah kebijakan privasi kontennya pada 11 Oktober. Facebook menekankan pembatasan terhadap “individu dan organisasi berbahaya,” termasuk sebagian besar narasi Palestina dan hasil liputan wartawan Palestina.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x