WartaBulukumba.Com - Pohon-pohon dan belukar masih setia berjaga di sekitarnya namun air sungai terlihat merana. Sejumlah sampah berenang di permukaannya. Menyapa batiu-batu yang terlihat sedih dan gerah akibat kemarau. Pemandangan itu terlihat di salah satu sungai di Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, melihat beningnya Bulukumba dapat ditemukan pada sungai yang berjaga di Batuhulang. Sungai di wilayah utara di Bulukumba ini pernah menjadi sumber kehidupan bagi banyak makhluk.
Namun, kini, dalam sorotan cahaya matahari di langit Bulukumba, tepat di bawah Jembatan Kuning Batuhulang, kondisi sungai sangat jauh dari kata indah dan resik. Sepanjang tepian dan permukaannya, berarak lapisan-lapisan sampah. Air yang dulunya jernih kini dirubung plastik menggeliat seperti monster tak terkendali, sementara kertas-kertas terbuang mengapung seperti daun-daun gugur yang tersesat. Bau busuk meracuni udara, sementara burung-burung bersenandung gemetar.
Baca Juga: Krisis air bersih di Bulukumba: Sungai dan sumur mengering di pelosok-pelosok
Cakrawala Bulukumba memantul di permukaan air sungai namun semburatnya yang biru dengan awan putih juga diselingi arak-arakan sampah.
Terlihat ada satu jenis sampah yang tampaknya menonjol di antara semuanya: popok bayi. Sebagai tanda kasih sayang yang seharusnya, popok bayi yang terbuang ini malah menjadi tanda kepedihan.
Mereka mengapung seperti hantu yang tak bisa pergi, mengganggu ekosistem sungai dan menunjukkan ketidakpedulian manusia terhadap alam.
Baca Juga: Ketika Pantai Merpati Bulukumba dalam dekapan sampah dan lalat