Fanspage Facebook WartaBulukumba.Com 'syahid' di-banned Meta! Gegara rutin bagikan link berita Palestina?

3 Desember 2023, 18:38 WIB
Ilustrasi. Facebook - Rutin beritakan Palestina, Fanspage Facebook WartaBulukumba.Com 'syahid' di-rudal Meta /Reuters/Dado Ruvic./

WartaBulukumba.Com - Tetiba Fanspage Facebook WartaBulukumba.Com menghilang. Ternyata baru saja' di-rudal' pihak Meta! Gegara rutin bagikan link berita Palestina?

Terjadi pada Ahad sore, 3 Desember 2023, saat halaman Facebook yang dikelola oleh beberapa awak media online WartaBulukumba.Com, bagian dari Jaringan Media Pikiran Rakyat (PRMN), dihapus oleh Meta. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak terutama netizen Pro Palestina karena kemungkinan terkait dengan konten-konten yang berfokus pada isu Palestina.

Pemimpin Redaksi (Pemred) WartaBulukumba.Com, Alfian Nawawi, S.Ikom, mengungkapkan bahwa pihaknya cukup terkejut saat laman Facebook yang beralamat di https://www.facebook.com/wartabulukumbadotcom/ tidak bisa diakses. Ada notifikasi kepada semua akun admin bahwa akun fanspage 'ditangguhkan' dengan alasan tertentu.

Baca Juga: Donasi untuk Palestina: Hanya 15 menit terkumpul Rp10 juta lebih di Kantor Pemkab Bulukumba

"Tentu saja cukup mengejutkan kami di WartaBulukumba.Com. Kami merasa prihatin karena kehadiran kami di platform tersebut adalah upaya untuk menyuarakan berbagai pandangan, termasuk pandangan yang mungkin tidak selalu populer atau disetujui oleh semua pihak," terang Alfian pada Ahad, 3 Desember 2023.

Terkait asumsi tertentu yang muncul sebagai penyebab penghapusan ini, Alfian memberikan penjelasan,  bahwa sebagian besar konten yang dipublikasikan berupa tautan berita, terutama dalam beberapa bulan terakhir, termasuk konten-konten berita tentang isu Palestina yang tengah hangat diperbincangkan.

"Ada pemberitahuan resmi dari Meta terkait alasan penghapusan ini, namun kami berspekulasi bahwa link-link berita dan liputan tentang Palestina menjadi salah satu faktor yang memicu langkah ini," jelasnya santai.

Baca Juga: Bulukumba 'Membasuh Luka Palestina': Dana yang terkumpul di BAZNAS saat ini mendekati Rp200 juta

Pengajuan banding ke Meta

Terkait pengajuan banding kepada pihak Meta, sebagaimana prosedur dalam platform tersebut, Alfian mengatakan bahwa pihaknya belum sampai ke ranah itu.

"Kami membiarkan saja, tidak apa-apa fanspage Facebook 'syahid', masih bisa bikin lagi, lagi pula masih ada akun-akun kami di media sosial lainnya. Alhamdulillah tidak ada masalah sejauh ini," katanya.

Langkah pertama WartaBulukumba.Com sejauh ini, menurut Alfian, adalah untuk memahami dengan lebih mendalam kebijakan dari pihak platform digital dan meninjau ulang konten-konten yang mungkin menjadi perhatian sensitif.

Baca Juga: Donasi masyarakat Bulukumba untuk Palestina mengalir melalui BAZNAS

"Kami berkomitmen untuk tetap menyuarakan informasi yang akurat dan berimbang, sambil tetap memperhatikan kebijakan-kebijakan yang ada di berbagai platform digital," pungkasnya.

Portal berita WartaBulukumba.Com, sebagai bagian dari Pikiran Rakyat Media Network (PRMN), terus menghadirkan suara yang beragam, termasuk pandangan-pandangan yang memerlukan ruang dialog yang luas.

Meskipun keputusan penghapusan ini kemungkinan menimbulkan kecemasan bagi fanspage media-media lainnya, namun semangat untuk terus memberikan informasi yang berimbang dan relevan tetap menjadi fokus bagi WartaBulukumba.Com dalam mengemban perannya sebagai media yang bertanggung jawab.

Pembatasan konten Palestina secara global sejak 7 Oktober 

Organisasi non-pemerintah yang memantau dan mendokumentasikan pelanggaran digital terhadap konten Palestina, Sada Social, menemukan adanya upaya perusahaan media sosial untuk menghapus konten-konten tentang Palestina sejak meletus perang pada 7 Oktober.

Diwartakan kantor berita Palestina WAFA, Sada Social mengatakan bahwa ada upaya global untuk membungkam narasi Palestina dalam menceritakan peristiwa yang sedang terjadi, sementara pemerintah dan platform media sosial di seluruh dunia sepenuhnya mendukung dan mempromosikan narasi penjajah 'Israel'.

Menurut Sada Social, Uni Eropa telah meminta platform media sosial untuk menghapus konten-konten terkait Palestina. Platform-platform itu diberi waktu 24 jam untuk mengambil tindakan. Jika tidak, mereka diancam akan menghadapi konsekuensi hukum, didenda dan dilarang penggunaannya di Eropa.

Menanggapi eskalasi di Palestina, Facebook mengubah kebijakan privasi kontennya pada 11 Oktober. Facebook menekankan pembatasan terhadap “individu dan organisasi berbahaya,” termasuk sebagian besar narasi Palestina dan hasil liputan wartawan Palestina.

CEO Meta Mark Zuckerberg, yang memiliki platform termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, Threads, dan Messenger, menyatakan dengan tegas dukungannya terhadap Israel di tengah pembersihan etnis warga sipil di Gaza, kata Sada Social.

Pada Senin, 10 Oktober, X menyatakan bahwa mereka bermitra dengan Forum Internet Global untuk Melawan Terorisme untuk menghapus konten-konten yang berkaitan dengan gerakan Hamas dan akun-akun Palestina.

Sekitar 50 juta cuitan sedang diawasi secara global, dan X telah menghapus ratusan akun warga Palestina.

YouTube juga telah menghapus video-video yang menggambarkan peristiwa yang terjadi di Palestina. 

Platform tersebut secara khusus mengingatkan pengguna bahwa, meskipun video tersebut tidak melanggar standar komunitas, video tersebut mungkin saja tidak sesuai untuk semua penonton.

TikTok menangguhkan beberapa akun warga Palestina dan membatasi atau melarang video-video yang menunjukkan solidaritas dan dukungan terhadap Palestina.

Messenger, yang dimiliki oleh Meta, melarang para penggunanya untuk mengirimkan tautan situs web resmi dan tautan saluran Telegram gerakan Hamas, serta tautan situs web resmi dan tautan saluran Telegram Brigade Izz ad-Din al-Qassam.

Ratusan profil palsu di berbagai platform terdeteksi menyerang warga Palestina, menghasut kekerasan terhadap mereka, dan menyebarkan berita palsu. Platform belum menghapus akun-akun ini, kata NGO tersebut.

Sada Social mengatakan bahwa tindakan itu merupakan upaya untuk menghalangi akses terhadap kebenaran dan berkontribusi pada penyebaran rumor dan berita palsu, terutama pada situasi krisis seperti sekarang.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler