Nyala api semangat anak-anak muda Bulukumba dalam Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Rilau Ale

28 Oktober 2022, 13:39 WIB
Pawai obor dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda di Parukku, Desa Bululohe, Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba. /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Peringatan Hari Sumpah Pemuda membuat malam menyala di langit salah satu desa di Kabupaten Bulukumba.

Anak-anak muda dari puluhan komunitas dan organisasi kepemudaan di Bulukumba menyatu di tengah alam terbuka kawasan Parukku Dusun Balantieng Desa Bululohe Kecamatan Rilau Ale pada Kamis malam, 27 Oktober 2022,

Nyala api meliuk-liuk dari puluhan obor yang bergerak. Para pemuda Bulukumba itu mengalir menuju sebuah tugu pahlawan. Lalu mereka larut dalam malam renungan.

Baca Juga: Ikuti Sumpah Pemuda, diam-diam Andi Sultan Daeng Radja berangkat dari Bulukumba ke Batavia

Sehari sebelumnya, peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 94 ini dibuka resmi oleh Kapolsek Rilau Ale, Aiptu Herman, S.Sos.

Dengan mengusung tema "BERSATU, BANGKIT DAN TUMBUH", kegiatan yang dihelat Pemuda Peduli Sesama (PPS) Bulukumba ini pada hari pertama juga diwarnai acara tudang sipulung, games dan sederet kegiatan lainnya di kawasan alam terbuka Parukku.

Di kawasan berhawa sejuk bernama Parukku ini, mereka membangun sebuah stage dan podium unik yang dibangun dari alang-alang dan dedaunan.

Baca Juga: Pemuda Bulukumba peringati Hari Sumpah Pemuda di tengah alam terbuka di Parukku Desa Bululohe

Anak-anak muda dari berbagai komunitas dan organisasi kepemudaan merubung kenangan dan kisah perjuangan para pemuda Indonesia tempo doeloe.

Dimulai hari ini hingga menuju puncaknya di Hari Sumpah Pemuda pada  Jumat, 28 Oktober 2022.

Jejak-jejak sejarah itu telah menyampirkan peristiwa monumental Sumpah Pemuda dan kembali dinapaktilasi para pemuda Bulukumba dengan cara berbeda yakni peringatan Sumpah Pemuda di tengah alam terbuka.

Baca Juga: Obituari Andi Sukri Sappewali, Andi Soraya Widiyasari ungkap sederet fakta menarik sosok 'Puang Ompo'

Bagi Bulukumba, Hari Sumpah Pemuda juga memiliki catatan khusus sebab Pahlawan Nasional RI asal Bulukumba, Andi Sultan Daeng Radja, merupakan salah satu wakil Sulawesi yang menghadiri Kongres Pemuda Indonesia di Batavia yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda.

Sekilas Sejarah Sumpah Pemuda

Hari Sumpah Pemuda yang diperingati tiap tanggal 28 Oktober merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan panjang Indonesia dalam merebut kemerdekaan

Pada 28 Oktober 1928 atau 94 tahun lalu, para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai daerah berkumpul untuk mengucapkan ikrarnya. Mereka berikrar untuk bertumpah darah, berbahasa, dan berbangsa Indonesia.

Baca Juga: Bola JabbaE, rumah tua saksi bisu pembantaian pemuda pejuang di Palampang Bulukumba

Berikut isi lengkap sumpah yang diucapkan para pemuda tersebut:

Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sebelum lahir sebagai Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, ada sejarah di balik perjalanannya.

 

Telusur pada sejumlah literatur sejarah, Sumpah Pemuda merupakan hasil rumusan dalam Kongres Pemuda II Indonesia.

Kongres tersebut tercatat dalam sejarah bangsa ini sebagai sebuah pertemuan besar para pemuda Nusantara pada tahun 1928.

Hadir para pelajar dari seluruh wilayah Nusantara yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).

Salah satu di antara pelajar yang hadir itu adalah seorang putra Bulukumba yakni Andi Sulthan Daeng Radja yang dikemudian hari dianugerahi gelar Pahlawan nasional RI.

Kongres Pemuda II itu digelar tiga sesi di tiga tempat berbeda.

Organisasi kepemudaan yang hadir di antaranya Jong Java, Jong Batak, Jong Ambon, dan Jong Islamieten Bond. Sesi pertama dilakukan pada 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) yang sekarang bernama Lapangan Banteng.

Ketua PPPI, Sugondo Djojopuspito saat itu berharap Kongres Pemuda II diharapkan dapat mempererat semangat persatuan di antara para pemuda.

Sesi kedua digelar pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop. Dalam sesi itu dibahas masalah pendidikan yang sangat penting untuk anak.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler