Pemuda Bulukumba peringati Hari Sumpah Pemuda di tengah alam terbuka di Parukku Desa Bululohe

26 Oktober 2022, 17:41 WIB
Sekelompok pemuda di Desa Bululohe kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba memperingati Hari Sumpah Pemuda 28Oktober dengan cara ini, berkemah dan melakukan seumlah kegiatan di tengah alam terbuka. /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Angin semilir meniup daun-daun di rimbun pepohonan dan semak belukar saat sekelompok pemuda Bulukumba berkumpul di tengah alam terbuka.

Di kawasan berhawa sejuk bernama Parukku ini, terlihat sebuah stage dan podium unik yang dibangun dari alang-alang dan dedaunan.

Parukku merupakan bagian dari Desa Bululohe, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Obituari Andi Sukri Sappewali, Andi Soraya Widiyasari ungkap sederet fakta menarik sosok 'Puang Ompo'

Pemuda Bulukumba peringati Hari Sumpah Pemuda di tengah alam terbuka di Parukku Desa Bululohe

Sejumlah komunitas dan organisasi kepemudaan merubung kenangan dan kisah perjuangan para pemuda Indonesia tempo doeloe.

Sejak Rabu pagi, 26 Oktober 2022, sekelompok pemuda terlihat memasang dan menyetel sound system.

Sejurus kemudian pelbagai kegiatan pun digelar seperti games, tudang sipulung yang berisi diskusi ringan tentang alam serta topik seputar organisasi pencinta alam dan lainnya.

Baca Juga: Bola JabbaE, rumah tua saksi bisu pembantaian pemuda pejuang di Palampang Bulukumba

Sederet item acara akan berlangsung di tempat ini selama tiga hari. Pelaksana kegiatan ini adalah Pemuda Peduli Sesama (PPS) Bulukumba.

Dimulai hari ini hingga menuju puncaknya di Hari Sumpah Pemuda pada  Jumat, 28 Oktober 2022.

Jejak-jejak sejarah itu telah menyampirkan peristiwa monumental Sumpah Pemuda dan kembali dinapaktilasi para pemuda Bulukumba dengan cara berbeda yakni peringatan Sumpah Pemuda di tengah alam terbuka.

Baca Juga: Sepenggal cerita 'jalan sunyi' di Bulukumba

Sekilas Sejarah Sumpah Pemuda

Hari Sumpah Pemuda yang diperingati tiap tanggal 28 Oktober merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan panjang Indonesia dalam merebut kemerdekaan

Pada 28 Oktober 1928 atau 93 tahun lalu, para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai daerah berkumpul untuk mengucapkan ikrarnya. Mereka berikrar untuk bertumpah darah, berbahasa, dan berbangsa Indonesia.

Baca Juga: Miris, sejumlah relawan kemanusian di Bulukumba diduga tertular setelah menolong lelaki penghuni trotoar

Berikut isi lengkap sumpah yang diucapkan para pemuda tersebut:

Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Baca Juga: Kisah pilu lelaki renta sebatang kara di Kota Bulukumba yang tinggal di trotoar

Sebelum lahir sebagai Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, ada sejarah di balik perjalanannya.

Telusur pada sejumlah literatur sejarah, Sumpah Pemuda merupakan hasil rumusan dalam Kongres Pemuda II Indonesia.

Kongres tersebut tercatat dalam sejarah bangsa ini sebagai sebuah pertemuan besar para pemuda Nusantara pada tahun 1928.

Baca Juga: Kopi Kahayya di Bulukumba di ambang kepunahan? Inilah Momentum Kebangkitan Orang Kahayya

Hadir para pelajar dari seluruh wilayah Nusantara yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).

Salah satu di antara pelajar yang hadir itu adalah seorang putra Bulukumba yakni Andi Sulthan Daeng Radja yang dikemudian hari dianugerahi gelar Pahlawan nasional RI.

Kongres Pemuda II itu digelar tiga sesi di tiga tempat berbeda.

Baca Juga: Warga Bulukumba penderita TB Paru ini menghuni rumah panggung yang sudah nyaris runtuh

Organisasi kepemudaan yang hadir di antaranya Jong Java, Jong Batak, Jong Ambon, dan Jong Islamieten Bond. Sesi pertama dilakukan pada 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) yang sekarang bernama Lapangan Banteng.

Ketua PPPI, Sugondo Djojopuspito saat itu berharap Kongres Pemuda II diharapkan dapat mempererat semangat persatuan di antara para pemuda.

Sesi kedua digelar pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop. Dalam sesi itu dibahas masalah pendidikan yang sangat penting untuk anak.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler