Menyelami indah yang damai di Telaga Biru Ere Manerang

8 Maret 2021, 12:43 WIB
Pemandangan Telaga Biru Ere Manerang dari atas menggunakan drone. /Jelajah Wisata Bulukumba (JWB)

WartaBulukumba -  Langit biru cerah memantul ke wajah telaga. Tepiannya menghijau, sejuk. Pepohonan di sekitarnya berbaris melingkar menjadi pengawal yang setia.

Pagi pun bangkit sebiru cerah langit. Kami bergegas kemas, WartaBulukumba memulai kembara bersama kawan-kawan petualang dari Jelajah Wisata Bulukumba (JWB), Senin 8 Maret 2021.

Tempat ini mampu melahirkan banyak sumber imajinasi. Sangat tepat bagi mereka yang ingin bermeditasi membelah angkasa pikir dan ide. Pun jika hanya sekadar untuk mencari kenikmatan mengunyah suasana alam yang asli, indah, dan damai.

Baca Juga: Kompor gas meledak, rumah milik buruh lansia jadi puing

Kepenatan pada rutinitas harian harus diliburkan. Bersama orang-orang tercinta di rumah ataupun sahabat-sahabat di luar rumah, Telaga Biru bisa menjadi tempat mengendapkan rasa. Menyelami biru telaga dan hijau pepohonan.

Suasana lengang. Beberapa pelapak sedang menata jualannya di bawah rimbun pasukan pohon kelapa. 

Di tepian telaga nampak deretan perahu yang masih tertambat. Beberapa wisatawan asing nampak asyik mengendarai perahu. Ada pula yang berbaring memulai ritual berjemur.

Seorang wisatawan berbaring di atas perahu, menatap langit biru. Jelajah Wisata Bulukumba (JWB)

Baca Juga: Beberapa camat tidak hadir, Asisten II: jangan main-main, ini program nasional 

Jejak swafoto dan foto bareng pun memiliki spot yang anggun. Di sana, sebuah miniatur perahu Pinisi sedang bertahta di tengah telaga. Beberapa payung menggelantung di sepanjang titian ke perahu itu.

Pagi biru cerah mengantarkan kami menyusuri belokan tajam dari Tanah Beru menuju Kampung Subba, Kelurahan Benjala.

Orang-orang dari jauh menyebutnya Telaga Biru. Sejatinya, tempat indah ini diberi nama Ere Manerang. 

Perahu 'Pinisi' di tengah Telaga Biru Ere Manerang Jelajah Wisata Bulukumba (JWB)

Baca Juga: Pejabat partai meninggal dalam tahanan polisi Myanmar, kain berlumur darah di sekitar kepalanya

Lokasi Telaga Biru Ere Manerang berada tidak jauh dari jalan Poros Bulukumba menuju Tanjung Bira. Jarak tempuh yang dekat itu keunggulan tersendiri, hanya kurang lebih 300 meter. Hal ini dimanfaatkan oleh pengelola wisata untuk terus berbenah sehingga mampu berdaya saing untuk menyedot para wisatawan untuk berkunjung.

Retribusi agar bisa masuk cukup mengeluarkan kocek sebesar Rp7000 untuk kendaraan beroda dua dan Rp15000 untuk roda empat. 

Nominal itu menjadi syarat yang bisa dijangkau untuk menyelami keindahan yang luar biasa mempesona. 

Seorang wisatwan asing 'melayari' Telaga Biru Ere Manerang. Jelajah Wisata Bulukumba (JWB)

Baca Juga: Fitur berbayar 'undo send' di Twitter bisa batalkan unggahan

Kejernihan airnya memancarkan biru menggoda. Jauh di dasar di dasar telaga bermukimlah beberapa tanaman air sejenis ganggang.

Di ujung telaga ada sekelompok penghuni yang duduk manis bersemedi, serumpun teratai. Merekalah yang mencelupkan nuansa hijau di ujung telaga.

Beberapa perahu ditambatkan dan bisa digunakan pengunjung untuk melayari telaga. Di setiap perahu sudah disediakan life jacket atau pelampung untuk menjamin keselamatan pengunjung. 

Baca Juga: Meskipun enam bulan terendam di danau, iPhone 11 masih berfungsi

Cukup merogoh kocek Rp30000 untuk sekali 'pelayaran'. Tidak heran jika pengunjung bisa betah berlama-lama mengelilingi telaga sembari mengabadikan momen diatas perahu Pinisi.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler