Fakta terbaru mahasiswi di Makassar yang diduga bunuh diri, sempat menanyakan: 'Apakah plafon di atas kuat?"

12 September 2021, 21:00 WIB
Isi surat mahasiswi yang gantung diri kepada kedua orangtuanya. /Kolase by Naskah/Jurnal Palopo

WartaBulukumba - Geger dugaan bunuh diri dengan cara menggantung leher oleh seorang mahasiswi Unhas di Makassar terus melintasi linimasa berbagai platform media sosial.

Pengujung pekan yang tanpa firasat bagi keluarga QA (21). Sebelumnya semuanya berjalan biasa saja.

Muhammad Ichsan Satriawan bersama beberapa anggota keluarganya yang lain baru saja pulang dari Bulukumba. Mereka tiba di Kota Makassar saat malam hari.

Baca Juga: Viral! Aksi nekat bunuh diri, pemuda Sinjai Sulsel ini terjun dari atas tower

Telusur WartaBulukumba.com, ada beberapa fakta terbaru pada kasus dugaan bunuh diri QA.

Diketahui selama ini QA tinggal di rumah pamannya, Muhammad Ichsan Satriawan di Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok C, Kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Jarum jam menunjuk titik 22.40 WITA, Sabtu malam 11 September 2021 saat Muhammad Ichsan Satriawan yang akrab disapa Iccang tiba di rumah bersama keluarganya.

Iccang mencoba mengetuk pintu rumah namun ternyata pintu tidak terkunci. Iccang langsung membuka pintu. 

Baca Juga: Hipotermia dan diserang badai di Gunung Bawakaraeng, tiga pendaki tewas

Alangkah terkejutnya mereka saat melihat sebuah pemandangan mengenaskan. Terlihat QA sudah dalam keadaan kaku tak bernyawa. Sementara lehernya tergantung dengan seutas tali tambang berwarna biru di ruang tamu. Talinya diikatkan pada sebuah balok kayu yang menyatu dengan plafon.

Mengutip jurnalpalopo.pikiran-rakyat.com, Ahad 12 September 2021, pihak keluarga  menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah korban.

Juga terungkap bahwa korban merupakan putri dari seorang Pamen Polri.

"Jenazah telah diambil oleh bapaknya yang kebetulan merupakan anggota Porli dengan Pangkat AKBP menggunakan mobil pribadi untuk dibawa ke pangkep,"  beber Kasi Humas Polsek Tamalanrea, Aipda M Khalil. 

Baca Juga: Profil Wakapolda Sulsel yang baru, Brigjen Polisi Chuzaini Patoppoi putra Bugis Bulukumba

Ia juga menjelaskan ihwal pihak keluarga telah menandatangani penolakan untuk autopsi.

Penolakan autopsi dari pihak keluarga secara tidak langsung menjadikan kasus tersebut ditutup sementara oleh pihak berwajib hingga menunggu keputusan keluarga selanjutnya ika sewaktu-waktu berpikir untuk mengusut kasus kematian anaknya.

Sebelum bunuh diri korban diketahui sempat berkomunikasi dengan sang ibu melalui WhatsApp.

Korban mengirim sebuah foto tali kepada ibunya dan bertanya apakah tali tersebut kuat. Setelah itu korban sudah tidak menjawab telepon dari ibu maupun kerabatnya.

Baca Juga: Alhamdulillah, Inayah bocah tanpa anus dari Bulukumba sudah dioperasi

Telusur WartaBulukumba.com pada Ahad malam, 12 September 2021, salah satu kerabat korban -yang identitasnya tak mau dipublikasikan- bercerita bahwa sebelum kejadian, sang korban juga sempat melakukan video call dengan salah seorang tantenya di Kabupaten Pangkep, kampung halaman korban.

Saat itu korban melalui video call sempat memperlihatkan bagian plafon dan bertanya kepada tantenya apakah plafon tersebut kuat dan tidak mudah runtuh?

Selain jasad korban, keluarga juga menemukan sebuah surat yang ditujukan pada ayah dan ibunya.

Foto yang memperlihatkan isi surat tersebut beredar luas di jagat maya. 

Baca Juga: Data LHKPN: Kekayaan Satpol PP Gowa tersangka kasus penganiayaan sebanyak Rp981 juta lebih

Berikut isi surat yang ditinggalkan korban untuk sang ibu yang telah melalui proses transkrip dari jurnalpalopo.pikiran-rakyat.com:

"Untuk Ibu

Bun, minta maafka karena ternyata nda kuatka.

Terlalu berpengaruh adit di hidupku bun. na renggut semua mi. takutka bikin maluki. anggapmi kalau ndadaka itu karena cowo. terlalu sakit bun, gara-gara cintaji tapi beginika.

nda sanggupka bayangkan saya tanpa adit. nda ada laki-laki yang mau sama bekas orang. maafka bun.

Bahagiaki nah bun, selama ini prinsipku nda apa-apaji selama ibuku bahagia, tapi ingatki, jangan terlalu keluar batas, cukupmi.

Jangan mau diporoti bun. tanpa diberitahu pun tauka kalau yang dekati ibu cuma mau hartanya ibu."

Baca Juga: Bulukumba geger, lelaki ini diduga gantung diri gegara dilarang minum tuak oleh istrinya

Selain untuk ibunya, korban juga menulis surat untuk ayahnya, berikut isinya:

"Untuk Ayah

Ayah, maafkan anakmu yang durhaka ini, terlalu bikin malu. semoga ayah bisaji berbahagia tanpa saya."

Isi surat korban tersebut kemudian dikaitkan oleh warganet sebagai salah satu penyebab keputusan mengerikan yang ditempuh korban yaitu bunuh diri.

Peristiwa ini menambah daftar kasus dugaan bunuh diri di Sulawesi Selatan pada sepanjang Agustus hingga September 2021.

Sebelumnya di Kabupaten Sinjai ada dua kasus dugaan bunuh diri. Seorang pemuda terjun dari atas tower dan seorang pemuda lainnya diduga mengakhiri hidupnya dalam kamar.

Pekan lalu di Bulukumba ada seorang pria yang diduga bunuh diri dengan cara menggantung leher di pohon jambu mete akibat dilarang oleh istrinya minum tuak.***

 

 

 

 

 

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler