Mengulik tari paduppa yang digelar setiap menyambut tamu kehormatan di Rujab Bupati Bulukumba

- 23 Mei 2023, 16:47 WIB
Mengulik tari paduppa yang digelar setiap menyambut tamu kehormatan di Rujab Bupati Bulukumba
Mengulik tari paduppa yang digelar setiap menyambut tamu kehormatan di Rujab Bupati Bulukumba /WartaBulukumba.com
 
WartaBulukumba - Gadis-gadis cantik Bulukumba  dalam balutan baju bodo dengan gerakan-gerakan gemulai indah bergerak dibawah sinar matahari. Para penari itu membentuk posisi duduk dengan formasi tertentu, secara perlahan, sambil meletakkan bossara di tangan kanan ditarik sampai ke depan dada.

Sajian tari paduppa dipenuhi dengan keanggunan yang memukau. Gerakan tari dimulai dengan penghormatan kepada tamu, memancarkan rasa hormat yang mendalam. Kemudian, adegan para penari Bulukumba membentuk gerakan marellau doa (meminta doa) ssambil meletakkan bossara dengan penuh kesantunan.

Sajian tari paduppa merupakan salah satu suguhan saat menyambut Kapolda Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal (Irjen) Setyo Boedi Moempoeni Harso yang melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bulukumba pada Selasa, 23 Mei 2023.

Baca Juga: Tari angngaru sambut Kapolda Sulsel di Rujab Bupati Bulukumba

Saat tiba di rumah jabatan (Rujab) Bupati Bulukumba, orang nomor satu di Polda Sulsel ini, disambut dengan lellung, tari angngaru dan tari paduppa.

"Kita sambut Pak Kapolda dengan penampilan tari dari Sanggar Seni Katangka, salah satu mitra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bulukumba," kata Kepala Disdikbud Bulukumba, Andi Buyung Saputra.

Buyung juga menjelaskan bahwa penyambutan tari menjadi tradisi budaya yang selalu dilakukan oleh Pemkab Bulukumba saat kedatangan tamu dari luar.

"Kita punya beberapa mitra Sanggar Seni. Kita roling (gilir) yang tampil," kata Andi Buyung Saputra.

Baca Juga: Inilah karya-karya monumental budayawan dan seniman Bulukumba Drs Muhannis

Mengurai Keindahan Makna Tari Paduppa

Menggali keindahan tari paduppa adalah seperti menjelajahi gua yang gelap, namun semakin dalam makna.

Tangan kanan penari-penari ayu ditarik perlahan hingga berada di depan dada, menggambarkan kelembutan dan kerendahan hati.

Di saat itu, semangat suci menciptakan momen magis yang tak terlupakan.

Tarian ini menjadi lebih menarik dengan penggunaan bossara sebagai pelengkap yang tak terpisahkan.

Baca Juga: Puisi religi sastrawan Bulukumba Mahrus Andis di malam takbiran: 'Doa Terakhir'

 

Dalam sejarahnya, pada awalnya tari paduppa digunakan secara eksklusif untuk menjamu raja-raja dan tamu agung pada pesta adat dan pernikahan.

Hanya wanita keturunan bangsawan yang memiliki kehormatan untuk menampilkan tarian ini. Namun, seiring berjalannya waktu, tarian ini mulai diadakan dalam berbagai acara, termasuk penyambutan tamu, khitanan, pesta pernikahan, dan beragam kegiatan lainnya. Bahkan, siapapun (wanita) dapat menikmati dan menari tarian ini.

Dalam tarian ini, penari mengenakan baju bodo yang menjadi identitas khas, serta melengkapi penampilannya dengan berbagai aksesoris tradisional Bugis, seperti kalung, anting, gelang, dan bando.

Untuk memahami makna dalam tari paduppa, kita perlu memahami makna dari lagu "Ongkona Sidenreng", karena sebenarnya tari paduppa berasal dari lagu tersebut.

Baca Juga: Kain tenun Kajang dari Bulukumba sudah layak mendapatkan Haki IG

Namun, dalam pertunjukan Tari Paduppa, hanya instrumen musik yang mengiringinya, tanpa menyanyikan lirik lagu tersebut.

Lirik lagu Ongkona Sidenreng membawa pesan yang dalam:

"Andaikan hujan di gunung, maka hujanlah, banjir di muara menghajutkan kotoran-kotoran, persis yang kamu simpan itu yang kamu simpan, tidak rusak dan tidak kotor serta tidak kusut, kain yang robek maka jahitlah, sampai kelihatan bagus kembali, biar sudah bagus dilihat bagus tidak sama juga saat pertama muncul."

Baca Juga: Membaca kata 'tunggu' dan 'pulang' dalam novel 'Sang Waktu' karya pegiat literasi Bulukumba

Dalam arti lirik lagu tersebut, tersembunyi keceriaan dalam irama yang terpancar, sejalan dengan kepribadian penari yang membawakan tari paduppa dengan senyuman. Penari berharap agar tamu-tamu yang disambutnya dapat meninggalkan sifat-sifat buruk dan menerima kebaikan dalam kehidupan mereka.

Mengenai asal-usul tari paduppa, tidak ada sumber yang pasti. Namun, tak dapat disangkal bahwa tari ini merupakan warisan budaya khas Bugis-Makassar yang telah berkembang dan dikenal oleh banyak orang hingga di era modern.***

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x