Pegiat literasi Bulukumba bedah buku 'Sejarah Kajang'

7 Juni 2023, 14:25 WIB
/

WartaBulukumba - Kawasan paling 'eksentrik' di ruang histori dan budaya di Kabupaten Bulukumba, tentu saja adalah Kajang. Membuka pintu menuju zaman yang tak terlupakan, ada salah satu buku yang menyingkap Kajang melalui lembaran-lembaran sejarah. 

Buku "Sejarah Kajang" ditulis oleh Doktor Abdul Haris Sambu, merupakan sebuah karya monumental yang bukan hanya sekadar membahas tentang sejarah Kerajaan Kajang masa silam yang dewasa ini merupakan sebuah kecamatan di wilayah timur Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan

Buku ini juga membahas tautan historis Kajang dengan kerajaan-kerajaan tetangga, yaitu Kerajaan Gowa, Bone, dan Luwuk di masa lalu.

Baca Juga: 'Akustik Sungai' di bantaran Bijawang Bulukumba: Membebaskan sungai dari penindasan sampah

Bergumul di wilayah dialektika, pegiat literasi Bulukumba akan membedahnya pada Jumat,  Juni 2023. Dia pengelola rumah baca Filsafat Kajang, Kak Jer.

Yang menjadi moderator adalah Nurul, seorang siswi SMAN 7 Bulukumba. Yang juga sangat menarik, bedah buku ini juga dihadiri langsung oleh penulisnya, Doktor Abdul Haris Sambu

Bagaimana melihat dan memahami Kajang melalui buku tersebut jika mengurai dari berbagai sisi? Hadiri ruang dialektika itu, dalam Bedah Buku "Sejarah Kajang" di Masjid Mangampi Nurul Jannah, ba;da Ashar, pada Jumat, 9 Juni 2023.

Baca Juga: Melodi kesadaran: Mengalirkan pesan bersama melalui 'Akustik Sungai' Bijawang Bulukumba

Buku "Sejarah Kajang"  diterbitkan oleh Lentera Kreasindo dengan editor Dr. Siti Suadah Rimang M.Hum atas kerja sama dengan Yayasan Pemerhati Sejarah Sulawesi Selatan Indonesia.

Terdiri dari 376 halaman, buku ini secara lengkap membahas tentang sejarah Kajang, termasuk empat kali perubahan struktur pemerintahan yang terjadi di Kerajaan Kajang.

Dalam buku ini, terdapat penjelasan mengenai pengertian Kajang yang disampaikan dalam beberapa versi, seperti berasal dari nama burung Koajang, kata sikajariang yang berarti tempat tercipta, atau sebagai tempat bernaung atau berlindung.

Baca Juga: 'Akustik Sungai' di bantaran Bijawang Bulukumba: Memperdengarkan aliran lirih dan denting simpati

Selain itu, buku ini juga membahas masuknya agama Islam di daerah Kajang, interaksi masyarakat Kajang dengan Tuhan, manusia, dan lingkungan, serta perkawinan hegemoni di Kerajaan Kajang. Konsepsi mitos Kajang juga dibahas dalam buku ini, termasuk struktur pemerintahan di kecamatan Kajang dan peran Ammatoa.

Buku "Sejarah Kajang" juga mengulas mengenai sejarah penggabungan tiga kerajaan, wilayah Kerajaan Kajang, dan potensi sumber daya alam yang ada di daerah tersebut.

Bagian akhir buku mencakup tempat-tempat bersejarah, situs bersejarah, makam bersejarah, serta bagan urutan raja-raja dan silsilah karaeng Kajang, Lembang, dan Laikang.

Baca Juga: In memoriam sastrawan Bulukumba Mochtar Pabottingi dan karyanya dalam ulasan Mahrus Andis

Buku ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai sejarah Kajang dan peradabannya yang kaya.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler