Misteri Gunung Padang kian mencengangkan: Selain Atlantis ada peradaban Lemuria yang jauh lebih tua

- 12 Juli 2023, 05:00 WIB
Ilustrasi -
Ilustrasi - /Pixabay

WartaBulukumba - Kendaraan-kendaraan terbang tanpa suara di antara gedung-gedung megah pencakar langit. Kota-kota yang maju dan penduduk yang damai dinaungi semacam kubah kaca raksasa yang mengalirkan kumparan energi tak terbatas. Hari ini, deskripsi itu terdengar lebih ke fiksi ilmiah. Namun berbeda dengan penelitian dan diskursus ilmiah di sekitar situs Gunung Padang, Atlantis hingga Lemurian.

Selain peradaban maju dengan teknologi canggih di Benua Atlantis yang banyak diyakini tenggelam akibat gempa bumi,  sejumlah saintis juga mengenal peradaban Lemuria atau Lemurian. Bahkan Lemurian diduga lebih tua dibandingkan Atlantis. Ketika Atlantis ditautkan dengan situs Gunung Padang, misteri saintifik itu semakin menyedot perhatian para peneliti. 

Dakam buku "Atlantis and Lemuria: The Lost Continents Revealed Perfect Paperback", Tom T. Moore menguraikan bahwa 60.000 tahun yang lalu, ada dua benua, masing-masing berukuran sekitar 10 hingga 12 persen lebih besar dari Australia. Satu (Atlantis) berada di Samudra Atlantik, dan yang lainnya (Lemuria) berada di Pasifik. 

Baca Juga: Menyingkap misteri situs Gunung Padang: Bukti sisa teknologi peradaban Lemurian?

Gagasan peradaban Lemurian yang lebih kuno daripada Atlantis dan Mesir Kuno terungkap melalui penelitian Augustus Le Plongeon di situs-situs Maya di Yucatan pada abad ke-19.

Terjemahan catatan kuno Bangsa Maya membuktikan bahwa Lemurian telah ada sebelum Atlantis. Meskipun hidup dalam periode yang sama, gempa bumi dan air bah dahsyat menghancurkan kedua peradaban tersebut. Hingga kini, letak pasti peradaban Lemurian masih diperdebatkan. Namun, bukti arkeologis dan teori para peneliti mengindikasikan kemungkinan peradaban tersebut berada di sekitar Samudera Pasifik, termasuk di wilayah Indonesia saat ini.

Mengutip History.howstuffworks.com, kisah Lemuria atau Lemurian dimulai dengan seorang ahli zoologi Inggris bernama Philip Sclater yang menulis esai pada tahun 1864 berjudul "The Mammals of Madagascar".

Baca Juga: Misteri bangsa Nisnas, makhluk sebelum Nabi Adam yang membangun Atlantis dan Lemurian?

Sclater bertanya-tanya bagaimana Madagaskar, sebuah pulau di lepas pantai timur Afrika, bisa menjadi rumah bagi lusinan spesies lemur - primata kecil mirip kucing - sementara seluruh benua Afrika dan India hanya memiliki apa yang diyakini Sclater sebagai beberapa spesies lemur.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x