Kampus bergerak! Kecemasan yang mendesak dari bilik akademik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi

- 4 Februari 2024, 18:41 WIB
Forum Rektor Indonesia (FRI) mengeluarkan 5 pernyataan sikap terkait kegaduhan yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilu 2024
Forum Rektor Indonesia (FRI) mengeluarkan 5 pernyataan sikap terkait kegaduhan yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 / /Forum Rektor

WartaBulukumba.Com - Memanas! Baru kali ini, dalam lembaran sejarah perpolitikan nasional, sejumlah perguruan tinggi yang dimotori para guru besar melontarkan pernyataan sikap keras terhadap pemerintahan Presiden Jokowi. Fenomena ini justru menderas menjelang pesta demokrasi Pemilu 2024 yang tinggal menghitung hari.

Fenomena ini diuraikan pakar dari Atlantika Institute, Jacob Ereste, sebagai realitas resistensi kaum intelektual terhadap perilaku dalam cara mengelola negara dan demokrasi yang terang-terangan sudah semakin abai terhadap nilai-nilai.

"Praktik berbangsa dan bernegara telah dipertontonkan dengan cara telanjang kepada publik dengan maraknya penyalahgunaan kekuasaan. Politik kekuasaan telah abai pada kepentingan rakyat, seakan kembali menjadi panglima. Praktik politik semakin jauh dari nilai-nilai kebijakan dan tidak lagi menjadi sarana untuk melayani kepentingan bangsa dan negara," kata Jacob Ereste di Banten dalam wawancara online dengan WartaBulukumba.Com pada Ahad, 4 Februari 2024.

Baca Juga: Poling online Pikiran-rakyat.com: Gimik hanya 5 persen sebagai pertimbangan dalam memilih Capres Cawapres

Kondisi inilah, lanjut Jacob Erseete, menurut sikap berbagai perguruan tinggi seperti yang diungkap oleh Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, pada 13 Desember 2023 yang disambut oleh berbagai perguruan tinggi lainnya di Indonesia dengan rasa keprihatinan yang tidak banyak berbeda dengan pernyataan sikap keprihatinan yang mencemaskan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia untuk masa depan.

"Kondisi kemunduran Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara ini ditandai oleh demokrasi dan penegakan hukum yang tidak konsisten, pemberantasan korupsi setengah hati dan tebang pilih, tumbuhnya budaya sandera politik serta kebebasan ekspresi yang semu, hingga terjadinya perselingkuhan antara penguasa yang melahirkan anak haram (oligarki) dengan fenomena kolusi dan nepotisme," urainya menukik lebih dalam.

Akibatnya, lanjut Jacob Ereste, rakyat hanya menjadi obyek melanggengkan kekuasaan yang dipupuk dengan pemberian Sembako  dan BLT yang sangat tidak mendidik dan tidak manusiawi itu.

Baca Juga: Kontroversi pernyataan Jokowi: 'Presiden boleh berkampanye dan berpihak dalam Pemilu 2024'

Kampus bergerak

Pernyataan sikap perguruan tinggi di Indonesia, sampai sepekan memasuki Pemilu 2024 di Indonesia, diserukan lebih keras lagi oleh sejumlah civitas akademika perguruan tinggi untuk tegaknya demokrasi, keadilan untuk mengingatkan pelanggaran konstitusi yang dinilai telah dilakukan Presiden Joko Widodo dan keluarganya.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x