Debat Cawapres 2024: Mahfud MD singgung konsep Tuhan-Manusia-Alam dan proyek Food Estate yang gagal total

21 Januari 2024, 22:27 WIB
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md dalam Debat Capres Keempat Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat pada Minggu, 21 Januari 2024. /ANTARA/HO-YouTube KPU RI/

WartaBulukumba.Com - Isu-isu agraria yang vital meruyak dalam Debat Cawapres 2024. Di tengah keseruan debat, sorotan tajam dilemparkan oleh Mahfud MD, calon nomor urut 03.

Dengan nada serius, Mahfud MD mengkritik program Food Estate, sebuah inisiatif besar yang dirancang sebagai bagian dari Program Strategis Nasional 2020-2024.

Program ambisius ini bertujuan mengintegrasikan pertanian, perkebunan, dan peternakan dalam satu wilayah luas, namun, menurut Mahfud, realitasnya jauh dari harapan.

Baca Juga: Wacana Petisi 100 minta pemakzulan Jokowi: Ada tiga syarat untuk mewujudkannya

Dengan lantang, Mahfud MD menyuarakan kekecewaannya.

"Program ini gagal mempertimbangkan dampak lingkungan yang serius," ujar Mahfud MD, dalam Debat Cawapres 2024 yang berlangsung pada Ahad malam, 21 Januari 2024.

"Kami punya visi berbeda, yang menekankan pada kemakmuran petani dan nelayan, bukan menghancurkan lingkungan demi keuntungan sesaat."

Sementara itu, Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengungkapkan data hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) terkait dengan kesejahteraan petani di Indonesia.

Baca Juga: Tanggapi klaim Prabowo, Jusuf Kalla sebut data alutsista bukan rahasia negara

Petani gurem

Cak Imin mengatakan, sebanyak 16 juta petani hanya memiliki tanah atau lahan hanya sebesar setengah hektar.

"Hasil sensus pertanian BPS mengatakan bahwa 10 tahun terakhir ini telah terjadi jumlah rumah tangga petani gurem hampir 3 juta. Artinya 16 juta rumah tangga petani hanya memiliki tanah setengah hektar sementara ada seseorang memiliki tanah 500 ribu hektar sebagai kekuasaan yang diberikan negara kepada nya," ujar Cak Imin.

Berdasarkan data yang dihimpun, penguasaan tanah oleh segelintir elite oligarki memang menjadi penyebab utama kesejahteraan petani semakin memburuk.

Mengutip data BPS, sebanyak 16 juta petani memang hanya memiliki luas lahan pertanian setengah hektar bahkan kurang dari setengah hektar.

Kemudian hanya sebanyak 4,34 juta petani yang memiliki lahan pertanian di kisaran 0,5-0,99 hektar. Lalu, petani yang luas lahan pertaniannya sebesar 1-1,99 hektar berjumlah 3,81 juta jiwa.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler