Tokoh NU sindir materi doa qunut TWK KPK: hanya untuk 'mengusir' Novel Baswedan dan sejumlah pegawai KPK

5 Mei 2021, 20:54 WIB
Novel Baswedan. /Antara/

WartaBulukumba - Mendengung di ruang publik, berbagai tanggapan kritis dituai oleh KPK di seputar Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Bocor ke publik, salah satu satu di antara soal TWK ternyata memuat materi soal doa qunut. Berbagai kalangan menilai materi soal TWK tersebut lebih terkait radikalisme daripada kebangsaan.

Seperti diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja menyelesaikan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) bagi pegawai dan penyidik KPK sebagai syarat perubahan status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Baca Juga: Antisipasi kejahatan malam hari, Polres Bulukumba gencarkan Strong Point

Kemudian bergulir kabar tentang sekitar 75 pegawai termasuk Novel Baswedan gagal ujian TSW. Akibatnya mereka terancam dipecat dari KPK.

Reaksi bermunculan. Sederet tokoh angkat bicara. Said Didu, Gus Umar hingga Jansen Sitindaon ikut 'mendengung'.

Reaksi salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau yang akrab disapa Gus Umar, ia melontarkan perbandingan bahwa menjadi seorang guru agama pun tak diberikan pertanyaan ketika salat membaca doa qunut atau tidak.

Baca Juga: Rocky Gerung: Indonesia dalam bahaya, semakin jelas kemiripannya Nazi dan Partai Komunis China

Secara gamblang, Gus Umar menyindir bahwa pertanyaan itu adalah strategi khusus untuk mengusir penyidik senior KPK, Novel Baswedan serta sejumlah pegawai KPK lainnya.

“Bahkan test jadi guru agama dimanapun tak ada pertanyaan anda baca Qunut atau tidak ketika sholat. Apa hubungannya baca qunut dgn test wawasan kebangsaan versi @KPK_RI ? Gak gitu juga kali caranya buat usir Novel Baswedan cs dari KPK woi!!!” ujarnya dilansir dari akun Twitter @UmarAlChelsea pada Rabu, 5 Mei 2021.

Politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon melalui akun Twitter @jansen_jsp, Jansen mengaku bahwa ia telat mengetahui kabar itu.

Baca Juga: Lukisan-lukisan 'mahakarya mini' seniman Brooklyn ini gratis tapi sengaja disembunyikan untuk ditemukan

“Seharian tak main twiter terlambat aku ngikuti wawasan kebangsaan ini,” kata Jansen Sitindaon dikutip dari akun Twitter @jansen_jsp pada Rabu, 5 Mei 2021.

Menurutnya, jika hal tersebut terjadi maka tes tersebut semestinya berganti nama menjadi tes wawasan keimanan.

“Serius, soalnya begini? Jika benar bukannya ini jd test wawasan keimanan ya?” ujarnya.

Baca Juga: Pemerintah berencana melebur LAPAN, reaksi politisi PKS: Melanggar Undang-Undang

Jansen menegaskan bahwa tes yang cocok bagi pegawai lembaga antirasuah itu yakni tes integritas agar kejadian seperti hilangnya barang bukti, kasus suap penyidik, dan sebagainya tidak terulang lagi.

Said Didu pun nimbrung. Ia mengkritisi beberapa soal dalam materi TWK.

“Sudah umur segini, kok, belum menikah?” salah satu pertanyaan yang ada dalam tes.

Baca Juga: Guru Besar UI: Indonesia tinggal tunggu waktu dikuasai sepenuhnya oleh negara China

Kemudian ada pertanyaan mengenai kepercayaan, “Salat subuhnya pakai qunut?”.

Seorang pegawai mengaku sempat ditanyai “Islamnya, Islam apa”.

Said Didu mengaku tak habis pikir.

“Waduh. Negara ini mau dibawa ke mana ?” kata Said Didu, Rabu, 5 Mei 2021.

Baca Juga: Rancangan Awal RPJMD Bulukumba, Andi Utta optimis periode pemerintahannya diwarnai berbagai terobosan

Dibagian esai, dari pengakuan satu pegawai, mereka dimintai pendapat mengenai Partai Komunis Indonesia, Front Pembela Islam, Hizbut Tahrir Indonesia, serta LGBT dan Transgender.

Pertanyaan itu pun lagi-lagi disorot Said Didu pada cuitan lainnya.

“Test mencari penjilat dan tdk boleh tangkap koruptor,” sindir Said Didu.

Seperti yang diketahui, baru-baru ini pertanyaan dalam ujian TWK bagi pegawai KPK menjadi perbincangan publik.

Pasalnya, diduga ada sebanyak 75 pegawai KPK yang tidak lolos.

Ada pun salah satu pihak internal KPK mengatakan bahwa pertanyaan di dalam tes tersebut lebih terkait radikalisme daripada kebangsaan.

Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-rakyat.com berjudul "Nasib Novel Baswedan dan 75 Pegawai KPK, Doa Qunut Dipertanyakan Said Didu, Gus Umar hingga Jansen Sitindaon".***

Editor: Nurfathana S

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler