Anak sekolah masih 'libur panjang', Kelas Liar Hamaika Project melawan jenuh

- 7 Maret 2021, 20:47 WIB
Aksi Literasi Pelosok oleh Hamaika Project di Dusun Barana Desa Bontolohe, Kecamatan Rilau Ale.
Aksi Literasi Pelosok oleh Hamaika Project di Dusun Barana Desa Bontolohe, Kecamatan Rilau Ale. /Dok. foto: Hamaika Project

Kemudian, mereka akan saling berbisik secara berurutan sampai ke orang terakhir, ketika orang terakhir berhasil mengucapkan kalimat yang diberikan dengan benar maka kelompok tersebut akan menjadi juara.

Itulah salah satu materi Kelas Liar, istilah yang biasa digunakan anak-anak Hamaika Project setiap kali menyerbu dusun dan desa. Kelas Liar adalah salah satu program mereka dalam gerakan Literasi Pelosok jauh sebelum pandemi menyapa.

Bermain dan belajar bersama anak-anak, beda dusun beda cerita. Selalu ada cerita dan hal yang unik dari setiap dusun yang mereka kunjungi.

Baca Juga: Pemberlakuan tes usap anal untuk Covid-19 di China menuai protes

Hari ini ada sepenggal cerita berasal dari anak kecil ganteng bernama Muhammad Salbi, dengan sapaan Salbi, seorang anak yang pandai bernyanyi dan memiliki suara yang bagus.

Salbi menyanyikan lagu berjudul Ayah dengan penuh penghayatan juga merupakan ungkapan rindu kepada ayahnya yang telah meninggal.

"Hari ini kami belajar bersama anak-anak mengenal huruf dan angka, serta memberikan edukasi soal Covid-19 kepada anak-anak di dusun," kata Fifi sri Astika, jubir Hamaika Project.

Baca Juga: Nadiem luncurkan tiga sistem baru di dunia pendidikan

"Anak-anak sangat senang dengan buku bacaan yang dibawa teman-teman dari Hamaika, buktinya mereka bahkan membaca habis beberapa judul buku. Sampai-sampai membaca buku dengan suara lantang," katanya.

Setelah hujan berhenti, mereka melanjutkan bermain bersama anak-anak di halaman rumah, masih dengan "bisik-bisik tetangga" permainan edukasi untuk anak-anak dalam menguji konsentrasi mereka.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah